Pingsan Saat Asyik Olahraga? Ini Cara Penanganan yang Tepat

Fisioterapis olahraga Timnas U-19 berbagi saran cara penanganan tepat saat pemain cedera hingga pingsaan saat berolahraga.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 17 Okt 2017, 09:00 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2017, 09:00 WIB
Detik-Detik Insiden Meninggalnya Kiper Persela Choirul Huda
Kiper Persela Lamongan Choirul Huda dibawa oleh tim medis usai mengalami benturan dengan rekan setim, Ramon Rodrigues saat pertandingan Liga 1 di stadion Surajaya, Lamongan (15/10). (AFP Photo/Juni Kriswanto)

Liputan6.com, Jakarta Cedera saat olahraga bisa terjadi pada siapa saja. Entah pada atlet profesional seperti yang terjadi pada kiper Persela Lamongan Choirul Huda atau atlet amatir, baik dalam pertandingan level nasional maupun antar kampung. Pertolongan pertama dengan langkah tepat penting dilakukan guna menghindari hal yang tidak diinginkan, seperti pingsan di tempat.

Menurut sport physioterapist Timnas U-19, Asep Azis SSt.Ft melihat teman cedera saat olahraga yang perlu diperhatikan kasusnya darurat atau tidak. Apakah itu cedera olahraga biasa seperti kram atau terkait dengan kesadaran.

"Cara mengetahuinya dengan mengecek kesadaran. Cek kondisinya gimana nih. Tanyakan ke yang bersangkutan, soal kondisinya. Bila dia masih bisa merespons, berarti dalam kondisi sadar. Jika tidak merespons, berarti cedera tersebut memengaruhi kesadarannya," kata Asep saat dihubungi Health-Liputan6.com pada Senin (16/10/2017).

Jika dia tidak sadar, teman-teman di sekitarnya harus segera membantu untuk membuka jalan napas. Asep menyarankan untuk segera memperhatikan lidah orang yang mengalami pingsan.

"Saat tidak sadar, lidah bisa tertelan atau menjulur ke luar. Paling banyak itu yang tertelan dan itu bisa menghalangi  jalan napas. Nah itu harus segera dibantu agar lidah kembali menjulur supaya jalan napas tetap ada," sarannya.

"Pastikan saat membuka celah mulut, kepala sedikit didongakkan," tambah pria yang juga pendiri Physioprenuer Sport Physioterapy Clinic ini.

Setelah jalan napas dibantu dibuka, cek denyut jantung dan denyut nadi.

 

Saksikan juga video menarik berikut:

 

Tidak boleh asal angkat

Bila dicurigai cedera pada pemain tersebut pada tulang belakang, leher, atau patah tulang sebaiknya tidak boleh asal mengangkatnya.

"Kalau diangkat sembarangan, ditakutkan bisa memperburuk kondisinya," papar Asep.

Di dunia medis sendiri, ada papan tandu khusus untuk menangani pasien tersebut. Sementara, bila itu adalah pertandingan antar kampung, Asep menyarankan menggunakan papan yang benar-benar rata.

Saat mengangkat pun tidak boleh asal. Idealnya ada enam orang mengangkat di berbagai titik tubuh.

"Ada yang bantu angkat di kepala, bahu kanan, bahu kiri, lalu di kaki kanan, dan kaki kiri. Mengangkatnya pun harus bersamaan untuk mengurangi risiko patah tulang," ucapnya.

Akan lebih baik jika pada orang yang cedera tersebut dipakaikan collar servical atau pelindung leher. Kehadiran alat tersebut agar mampu menyangga leher dengan baik.

Baru kemudian dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawat medis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya