Kenali Tanda-Tanda Tumor Ganas di Payudara

Meski bulan kesadaran kanker payudara telah berakhir, tak ada salahnya mengecek benjolan atau tumor ganas yang muncul.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 01 Nov 2017, 15:30 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2017, 15:30 WIB
[Bintang] Ini Gejala Kanker Payudara yang Sering Disepelekan
Meski bulan kesadaran kanker payudara telah berakhir, tak ada salahnya mengecek benjolan atau tumor ganas yang muncul.

Liputan6.com, Jakarta Meski bulan kesadaran kanker payudara telah berakhir, tak ada salahnya untuk selalu mengecek benjolan atau tumor yang muncul di sekitar payudara.

Seperti disampaikan dr Boy Abidin, SpOG, setiap orang sebenarnya memiliki bakat tumor di seluruh tubuhnya. Hanya saja, tumor tersebut ada yang bersifat jinak, atau ganas yang kerap disebut kanker.

"Untuk mengetahui apakah jinak atau ganas, bisa lakukan SADARi (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dengan meraba daerah payudara mulai dari atas bawah, lalu melingkar sampai ketiak," ujarnya di SCTV Tower beberapa waktu lalu, ditulis Rabu (1/11/2017).

Bila terasa ada tumor, kata dia, perhatikan betul sebesar apa, di mana letaknya, apakah disertai nyeri atau semakin tumbuh dan hilang.

Jika selama sebulan benjolan tersebut tidak hilang dan justru tumbuh disertai beberapa tanda berikut, lakukan pemeriksaan diri ke rumah sakit untuk mengetahui kecurigaan kanker.

- Benjolan awalnya di ketiak dan payudara

- Kulit memerah (perhatikan payudara di depan cermin dengan cahaya yang terang)

- Keluar cairan

- Nyeri

- Perubahan bentuk, tidak simetris antara payudara kanan dan kiri

- Payudara menjadi lebih sensitif, bila diraba sakit

- Gatal

 

 Simak video menarik berikut.

Pencegahan lebih baik

Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker di Indonesia juga cukup tinggi. Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi kanker di Indonesia adalah 1,4 dari 1.000 penduduk atau sekitar 347 ribu orang. Kanker payudara termasuk dalam 10 penyebab kematian terbanyak pada perempuan di Indonesia dengan angka kematian 21,5 per 100.000 penduduk.

Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) juga mencatat, 70 persen pasien kanker payudara baru datang ke fasilitas kesehatan pada stadium lanjut. Padahal, bila pasien datang lebih cepat, penyebaran kanker masih bisa dicegah.

Boy menambahkan, penyebab kanker hingga saat ini masih belum diketahui, tapi beberapa faktor seperti, polusi dan makanan berpengawet disebut sebagai karsinogenik atau pemicu kanker. Yang penting dilakukan kini, yaitu menjaga berat badan ideal dengan olahraga.

"Olahraga sebaiknya dilakukan pada pagi hari dengan sinar matahari sebelum pukul 08.00. Sinar UV saat itu berubah dari provitamin D menjadi vitamin D," katanya.

Selain itu, sebisa mungkin cukup tidur. "Tubuh kita memiliki ritme sirkadian yang akan membantu produksi hormon lebih optimal. Pukul 10 malam, tidak ada cahaya, suara, dan tidur selama 5-6 jam sudah cukup," kata dia.

Hindari pula alkohol dan bagi wanita, cara terbaik menurunkan risiko kanker payudara adalah menyusui. Lakukan juga pemeriksaan mammografi di usia 40 tahun ke atas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya