Liputan6.com, Jakarta Deputy Chair of the Elders Dr Gro Harlem Brundtland menyarankan pemerintah agar memperkuat kebijakan pengendalian tembakau mengingat tingginya jumlah perokok di Indonesia, saat berkunjung ke Puskesmas Kebon Jeruk, Jakarta.
Baca Juga
“Kami mencatat bahwa Indonesia memiliki jumlah perokok yang cukup tinggi. Kami menyarankan pemerintah Indonesia melakukan pengendalian perokok dengan lebih rapi, termasuk menjajaki kemungkinan sumber daya dari rokok untuk turut mendukung penyelenggaraan JKN,” kata Dr Gro, Rabu (29/11).
Advertisement
Gro menyatakan, pemerintah seharusnya memperkuat kebijakan pengendalian tembakau dengan memperhatikan sejumlah hal, misalnya perusahaan rokok masih cukup tinggi, iklan rokok juga cukup banyak, dan pajak untuk rokok dinilai masih belum tinggi.
Ia mencontohkan, di negara Eropa, kebijakan rokok sangat ketat. Hal ini membuat perusahaan tembakau tidak dapat berkembang lagi. Prinsipnya menyarankan bahwa Indonesia sebaiknya tidak menambah lagi persoalan yang berkaitan dengan penyakit tidak menular, juga berupaya mencegah agar angka kematian tidak bertambah tinggi akibat rokok.
Andil dalam Konferensi Internasional
Dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo, mantan Presiden Meksiko yang juga anggota the Elders, Prof Ernesto Zedillo, mengatakan agar Indonesia segera ikut andil pada konferensi internasional mengenai pengendalian tembakau.
“Contoh sejumlah perusahaan tembakau di Amerika Serikat, dibawa ke pengadilan karena bertahun-tahun mereka menyembunyikan fakta penting bahwa rokok itu ternyata fatal bagi kesehatan. Perusahaan tembaku tersebut diperintahkan untuk mengganti rugi kepada masyarakat,” kata Zedillo.
Zedillo menyadari bahwa persoalan rokok adalah persoalan yang cukup kompleks di Indonesia. Ia menyarankan kepada Presiden agar mengganti tanaman tembakau dengan tanaman lain.
Advertisement