Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Seks Saat Menstruasi, Yes or No? Simak Penjelasan Pakar

Apa iya darah menstruasi membuat pelumasan ekstra yang bisa memperbaiki keadaan saat merasakan orgasme?

oleh Yasmine diperbarui 24 Feb 2018, 23:00 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2018, 23:00 WIB
Seks atau Berhubungan Intim
Ilustrasi Foto Berhubungan Intim atau Seks (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Kembung, kram, sakit dan banyak darah yang keluar. Saat menstruasi, wanita sering merasa tidak nyaman. Begitu juga dengan libido seks yang meningkat drastis bikin suasana semakin tak menentu. Ingin bercinta, tapi takut ditolak. Lalu apa yang harus dilakukan?

"Dari sudut pandang kesehatan, seks sangat baik dilakukan karena berkaitan dengan prefensi kesehatan," jelas Lauren Streicher, MD, profesor klinis Obstetri dan Ginekologi di Northwestern University dan penulis Sex Rx: Hormon dan kesehatan.

Orgasme dapat merdakan kram. Ketika mereka sedang menstruasi, wanita umumnya sedikit lebih terangsang daripada normal karena kadar estrogen dan testosteron mereka, kata Jill Hechtman, MD, Dewan Bersertifikat dan direktur medis Tampa Obstetrics.

Ada juga faktor lain yang dapat berkontribusi pada peningkatan kenikmatan saat itu.

"Darah membuat pelumasan ekstra yang bisa memperbaiki keadaan dan merasakan orgasme," jelasnya.

Meski begitu, stigma di masyarakat membuat banyak pria dan wanita terjebak di dalamnya. Seks saat mentruasi masih menjadi keraguan yang begitu kuat. Melansir womenshealthmag, berikut adalah beberapa hal yang patut diketahui soal seks saat menstruasi.

1. Tetap bisa hamil

Hanya karena Anda sedang menstruasi bukan berarti tak bisa hamil.

"Banyak orang berpikir bahwa jika mereka berdarah mereka tidak perlu khawatir tentang kehamilan atau menggunakan perlindungan, dan sementara secara teoritis itu benar, tidak selalu demikian," Streicher memperingatkan.

Sperma bisa hidup di tubuh wanita hingga 5 hari, "Jika Anda berhubungan seks menjelang akhir pendarahan, Anda sebenarnya bisa hamil 4 atau 5 hari kemudian jika Anda berovulasi lebih awal," kata Hechtman.

"Jadi saya tidak akan menggunakannya sebagai kontrasepsi," sambung Hechtman.

 

Simak juga video menarik berikut :

 

 

2. Risiko penyakit menular seksual

20160209-Ilustrasi-PSK-iStockphoto
Ilustrasi Pekerja Seks Komersial (PSK). (iStockphoto)

Beberapa sumber mengatakan bahwa risiko Penyakit Menular Seksual (PMS) bisa meningkat saat menstruasi. Satu penjelasan untuk ini adalah bahwa serviks wanita sedikit terbuka saat menstruasi untuk membiarkan darah keluar.

Streicher menjelaskan bahwa, secara teori, karena PMS seperti gonore dan klamidia akan menular jika terdapat infeksi, apapun yang memudahkan mereka melakukan perjalanan ke rahim dapat meningkatkan kemungkinan transmisi, secara teori.

Tidak ada penelitian yang mendukung gagasan ini. Intinya, belum ada penelitian secara pasti apakah berhubungan saat mentruasi dapat meningkatkan risiko PMS, hanya karena leher rahim terbuka sehingga bakteri dapat masuk ke dalam.

3. Mengurangi aliran darah

Seks atau Berhubungan Intim
Ilustrasi Foto Berhubungan Intim atau Seks (iStockphoto)

Jika Anda merasa jijik untuk berhubungan seks saat menstruasi, ada beberapa pilihan untuk meminimalkan arus darah. Salah satu kemungkinannya, saran Streicher, memasang tampon sebelum Anda melakukan seks untuk menyerap sebagian dari darahnya.

Tapi, tergantung seberapa berat menstruasi Anda, mengeluarkan tampon sebelum melakukan hubungan seks. Cara ini mengakibatkan pengeringan dari jaringan vagina.

Cara lainnya adalah dengan menggunakan kondom wanita, haid, atau diafragma sebagai cara aman untuk menghambat aliran darah saat berhubungan seks.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya