Liputan6.com, Jakarta Aktris legendaris Bollywood Sridevi Kapoor sudah tiada. Namun, dalam hidupnya wanita yang sedari kecil sudah berkarier di dunia hiburan India ini punya banyak kenangan indah.
Namun kini namanya tinggalah kenangan. Jenazah Sridevi yang sempat tertahan di Dubai untuk kepentingan autopsi dan investigasi telah selesai dikremasi di Mumbai, India pada Sabtu (24/2) lalu. Penggemarnya baik yang ada di India maupun di seluruh dunia sekarang hanya bisa mengenang sosok Sridevi Kapoor lewat karyanya.
Baca Juga
Selain dikenal melalui bakat aktingnya, wanita yang meninggal pada usia 54 tahun ini dikenal sebagai sosok yang sangat menghargai kehidupannya. Terbukti dari quote-quote yang pernah ia lontarkan tentang hidupnya dan juga keluarganya.
Advertisement
Berikut ini 10 quote terbaik Sridevi yang brilio.net himpun dari bombaytimes.com, Jumat (2/3).
1. Tentang sosoknya sebagai ibu.
Tak ada yang lebih penting daripada anak-anakmu. Setelah kamu jadi seorang ibu, insting tersebut datang secara natural. Kamu tak perlu belajar untuk menjadi seorang ibu."
2. Tentang pernikahan.
"Mimpiku adalah melihat seorang lelaki tampan mengenakan pakaian putih lalu menghampiriku dan menciumku. Ketika kami berciuman, kami bertransformasi memakai pakaian pengantin. Tuhan, dia lelaki paling tampan yang pernah aku lihat!"
3. Tentang suaminya, Boney Kapoor.
"Aku jatuh cinta dengannya ketika aku mengenalnya. Sulit, trauma bahkan harus memakan beberapa tahun untuk akhirnya bisa menerima fakta bahwa Boney lah jodohku. Aku selalu percaya dengan kata hatiku dan aku senang aku mengikutinya pada waktu itu.
Kedua orangtuaku meninggal, adikku terkejut dengan keputusanku (menikahi Boney Kapoor). Tapi sekarang, mereka saling berbagi hubungan baik dengan suamiku dan itu adalah hal ter"baik yang pernah aku dapatkan."
Â
Saksikan juga video menarik berikut:
Â
Tentang masa kecil Sridevi
4. Tentang dirinya.
"Aku seseorang yang sangat simpel. Hanya orang biasa. Tidak ada yang menarik. Hanya seorang ibu dari dua putri. Kamu bisa melihat sosok asli Sridevi ketika aku di rumah. Aku tak suka pergi berpesta. Aku lebih suka di rumah dengan orangtuaku. Aku wanita pemalu dan sulit untuk bergaul."
5. Tentang masa kecilnya.
Dulu aku orang yang pemalu dan kesepian. Hanya ada kita berdua, adikku, Latha, dan aku. Aku merasa orangtuaku mengkhususukanku, aku sangat kesepian. Aku benci keramaian. Ketika aku melihat ada lebih dari tiga orang di dalam ruangan, aku akan berlari ke belakang punggung ibuku. Aku sangat dekat dengannya. Sampai sekarang."
6. Tentang wataknya.
Aku seseorang yang hypersensitif dan emosional. Keluargaku menyuruhku agar lebih kuat dan tak mudah disakiti. Aku sangat introvert. Jika aku tersakiti, aku bahkan tak berani curhat kepada adikku. Aku memendam penderitaan seorang diri. Ini sangat berpengaruh secara jasmani."
Advertisement
Tentang kedua putrinya
7. Tentang rival.
"Satu-satunya sainganku saat ini adalah Sridevi. Aku berusaha sekuat tenaga di atas panggung, dia mencoba terus melawannya. Aku melakukan ini sampai terobsesi."
8. Tentang fitness.
"Keadaan pikiranmu tercermin dari wajahmu dan aku sedang dalam fase paling bahagia di dalam hidupku saat ini. Saya sadar kesehatan, aku melakukan yoga, bermain tenis empat kali dalam seminggu, diet teratur dan tak makan junkfood, gorengan dan makanan yang manis-manis, walaupun aku memiliki gigi yang manis.
Dan yang terpenting, aku tidak berkeringat karena hal-hal kecil. Semua itu (olahraga dan diet), berdampak pada perubahan penampilan."
9. Tentang kedua putrinya.
"Janhvi lebih meminta perhatian kepadaku sementara Khushi bisa mandiri. Janhvi telah dewasa sekarang, terkadang saya masih menyuapinya. Pola makannya tidak teratur, sehingga aku harus memastikan agar pola makannya teratur. Khushi adalah orang yang sangat mandiri sedari kecil."
10. Tentang putrinya yang sudah dewasa.
"Aku tak menyangka aku telah menjadi ibu pada seusia mereka. Kedua putriku tumbuh beretika dan tahu harus ke mana mereka membawa hidup mereka kelak. Aku ibu yang keren, tapi, selalu ada tapi.Ya, selalu ada manajer dan kru yang lebih profesional, namun tak ada yang bisa menggantikan kerja keras. Ini bukan sesuatu yang Janhvi anggap remeh. Dan juga keberuntungan. Kedua putriku tahu dari mana aku berasal dan tahu ke mana mereka harus menarik garis (hidup mereka)."
Â
Penulis:Â Muhammad Bimo Aprilianto
Sumber:Â brilio.net