Hari Perempuan Sedunia: Ini Bentuk Pelecehan Seksual di Tempat Kerja

Memperingati Hari Perempuan Sedunia, ketahui dua jenis pelecehan seksual (yang biasa dialami perempuan) yang paling sering terjadi di tempat kerja.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 08 Mar 2018, 14:00 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2018, 14:00 WIB
20151118-lustrasi Pelecehan Seksual-iStockphoto
lustrasi Pelecehan Seksual (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Menyambut Hari Perempuan Internasional atau Hari Perempuan Sedunia yang jatuh setiap tanggal 8 Maret, Health-Liputan6.com akan menulis beberapa artikel yang sehubungan Hak Perempuan di tempat kerja.

Ada dua jenis pelecehan seksual yang paling sering terjadi di tempat kerja.

"Quid pro quo, ini ketika pekerja ditawari manfaat sebagai balasan dari perilaku seksual yang tidak diinginkan, misalnya ditawari posisi lebih baik asal mau tidur bersama," kata psikolog dari Yayasan Pulih, Nirmala Ika, ketika dihubungi Health-Liputan6.com beberapa waktu lalu sehubungan dengan perayaan Hari Perempuan Sedunia, ditulis kamis (8/3).

Baca juga: Women's Day: Korban Pelecehan Seksual di Tempat Kerja Harus Melapor Kemana?

"Yang kedua adalah lingkungan yang tidak ramah di mana kekerasan dan pelecehan seksual sudah menjadi hal wajar di perusahaan tersebut," ucap koordinator eksekutif Yayasan Pulih itu.

Menurut Nirmala, untuk tahu apakah perlakuan tersebut merupakan pelecehan atau tidak, orang harus tahu konteks pembicaraan mereka.

"Dalam hal ini, semua yang ditujukan untuk merendahkan secara seksual, gerak atau bahasa tubuh seksual, kirim gambar, intimidasi, atau dengan 'kalau mau sama saya akan naik jabatan', bahkan di luar kantor, juga bisa disebut pelecehan seksual," kata Nirmala.

Tidak hanya perilaku seperti memeluk atau meraba-raba saja, candaan bisa dianggap sebagai pelecehan seksual apabila perempuan tidak nyaman terhadap candaan tersebut.

"Harus dilihat konteksnya, kalau perempuan menganggap bercanda teman tidak ada masalah. Yang jadi masalah kalau salah satu merasa terganggu dengan kata-kata tersebut," tambahnya.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

Teman tetap bisa lakukan pelecehan

Ilustrasi
Ilustrasi pelecehan seksual

Menurut dia, walaupun teman, apabila perempuan sudah mengatakan ketidaksukaannya pada candaan tersebut tapi candaan tersebut tetap dilakukan, hal itu bisa mengarah pada pelecehan seksual.

"Seperti contohnya 'aduh aku tadi malam gak bisa tidur nih' lalu malah dibilang 'memang tadi malam berapa ronde?' hal seperti itu bisa mengarah ke pelecehan," ungkap Nirmala.

Selain itu, gerakan memojokkan di tembok saat bicara juga bisa dianggap pelecehan. Atau memeluk dari belakang saat ingin membantu seseorang juga bisa dikategorikan pelecehan.

Dikutip dari The Balance, ada beberapa hal yang bisa menjadi bentuk dari pelecehan seksual di tempat kerja. Hal tersebut antara lain:

- mengirim gambar atau video pornografi

- mengirim surat atau surel yang bersifat ajakan seksual

- memajang poster atau gambar yang bersifat seksual

- candaan seks

- gerah tubuh yang mengarah pada perilaku seksual

- menatap penuh nafsu, perilaku tidak sopan, dan bersiul

- komentar seksual tentang penampilan, pakaian, atau bagian tubuh

- bertanya hal-hal menyangkut seks yang sifatnya pribadi seperti orientasi atau pengalaman seks

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya