IDX BUMN Anjlok 15,12% pada 2024, Bagaimana Prospek Saham BUMN di 2025?

Indeks IDX BUMN20, yang mengukur kinerja saham-saham BUMN unggulan di Bursa Efek Indonesia (BEI)

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 08 Feb 2025, 06:00 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2025, 06:00 WIB
IHSG Ditutup Melemah, Transaksi Perdagangan Capai Rp14,44 Triliun
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 78,87 poin atau 1,03% ke level 7.563 pada sesi terakhir perdagangan pada Rabu (2/10/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Indeks IDX BUMN20, yang mengukur kinerja saham-saham BUMN unggulan di Bursa Efek Indonesia (BEI), mengalami penurunan signifikan sepanjang tahun 2024.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks ini tercatat turun 15,12% dalam setahun, ditutup di level 353,38 pada 30 Desember 2024.

Penurunan kinerja indeks ini terutama disebabkan oleh pelemahan harga saham beberapa emiten BUMN besar. Saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), misalnya, mengalami koreksi sebesar 27,2% sepanjang tahun.

Sementara itu, saham BUMN lainnya PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) merosot lebih dalam hingga 47,51%, disusul PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang turun 22,42%, serta PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang melemah 15,2%.

Ketidakpastian Ekonomi

Faktor eksternal seperti ketidakpastian ekonomi global, suku bunga yang masih tinggi, serta tekanan terhadap sektor konstruksi dan infrastruktur turut memperburuk kinerja saham-saham BUMN.

Selain itu, sentimen negatif akibat perlambatan ekonomi domestik dan penurunan daya beli masyarakat juga menjadi faktor yang membebani pergerakan indeks ini.

"Kinerja IDX BUMN20 pada 2024 buruk. Jauh lebih buruk dari indeks acuan (IHSG). Dari 18 saham BUMN, 13 BUMN dan anak usaha tergerus sepanjang tahun 2024. Hanya 5 saham yang harganya naik," kata Pengamat Pasar Modal Desmond Wira kepada Liputan6.com, Sabtu (7/2/2025).

 

Prospek IDX BUMN20 di 2025

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Kendati tahun 2024 menjadi periode yang penuh tantangan, awal tahun 2025 menunjukkan indikasi pemulihan. Sepanjang Januari 2025, indeks IDX BUMN20 tercatat mengalami kenaikan tipis sebesar 1,15% secara bulanan. Meski, jika ditarik dalam rentang satu tahun terakhir, indeks ini terkoreksi 16,77%.

"Jadi prospeknya cenderung negatif. Saat ini semua (saham BUMN) masih kurang menarik," kata Desmond.

Beberapa sentimen yang mempengaruhi pandangan tersebut adalah potensi pelemahan ekonomi 2025, kondisi kinerja kabinet yang kurang efektif, dan anggaran yang diperketat. "Selain itu, potensi rendahnya pemasukan negara (akibat coretax dan pelemahan ekonomi) menjadi sentimen negatif yang mempengaruhi pasar saham ke depannya, termasuk emiten BUMN," imbuh Desmond.

Namun jika kondisi ekonomi membaik dan ada sentimen positif dari pemerintah terkait proyek infrastruktur serta penguatan sektor keuangan, bukan tidak mungkin IDX BUMN20 dapat kembali mencatatkan kinerja positif di tahun 2025. pada situasi saat ini, investor diharapkan tetap mencermati pergerakan indeks serta kebijakan yang dapat berdampak pada kinerja saham-saham BUMN ke depan.

 

RUU BUMN Disahkan, DPR Berharap Perusahaan Plat Merah Bisa Lebih Optimal

Gedung Kementerian BUMN
Gedung Kementerian BUMN (dok: Humas KBUMN)... Selengkapnya

Rancangan Undang-Undang Badan Usaha Milik Negara (RUU BUMN) yang baru disahkan DPR RI pada 4 Februari 2025, di mana mendapat dukungan dari berbagai kalangan.

Anggota Komisi VI DPR RI Firnando Hadityo Ganinduto mengaku bersyukur revisi UU BUMN dapat berjalan dengan baik, mulai dari pembahasan hingga pengesahan.

"Alhamdulillah seluruh fraksi telah menerima RUU BUMN menjadi undang-undang. Tentu ini sebuah pencapaian yang luar biasa yang sebelumnya kita ketahui bahwa revisi UU BUMN tersebut sudah dibahas bertahun-tahun," kata dia.

Anggota panitia kerja (Panja) RUU BUMN itu menegaskan, dengan adanya UU BUMN ke depan diharapkan seluruh BUMN lebih maksimal lagi dalam menjalankan program-program bisnisnya.

"Melalui UU BUMN ini kami berharap daya saing BUMN juga akan lebih optimal lagi," kata Firnando.

Dia juga menegaskan, seluruh proses RUU BUMN telah dilakukan sesuai prosedur. Mulai dari perencanaan, pembahasan, persetujuan, pengesahan, hingga pengundangan. Mengenai badan baru yang masuk dalam UU BUMN yaitu Badan Pengelola Investasi Daya Anagatha Nusantara (BPI Danantara), Firnando menjelaskan, badan tersebut didesign guna mengkonsolidasikan dividen dari seluruh BUMN.

"BPI Danantara bertugas mengoptimalisasi pengelolaan dividen dan investasi dari seluruh BUMN. Badan ini juga bertanggung jawab langsung kepada Presiden nantinya," ungkap Firnando.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya