Liputan6.com, Jakarta Peristiwa tank tenggelam di Sungai Bogowonto, Purworejo, Jawa Tengah, Sabtu, 10 Maret 2018, yang membawa siswa PAUD Ananda dan TK Sindurjan Kecamatan Purworejo meninggalkan pilu. Kejadian ini mengakibatkan dua korban meninggal, yaitu Pratu Randy dan Ketua Yayasan TK Ananda, Iswandari.
Baca Juga
Advertisement
Tank M113A1 dari dari kesatuan Batalyon Infanteri 412/Bharata Eka Sakti Purworejo mengangkut sekitar 20 anak PAUD dan TK dalam kegiatan outbond. Selain dua korban meninggal, empat lainnya dirawat di Rumah Sakit Umum Purworejo.
Empat korban tank tenggelam terdiri dari tiga anak dan satu orang dewasa yang merupakan pengasuh salah satu anak.
Ketua Bidang Pemenuhan Hak Anak dari Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Reza Indragiri Amriel mengungkapkan, tank, yang termasuk salah satu peralatan militer sebenarnya tidak didesain untuk tamasya.
"Peralatan militer juga lebih-lebih tidak ditujukan bagi penumpang kanak-kanak. Untuk itu, memang diperlukan safeguard extra (keamanan ekstra)," jelas Reza melalui pesan WhatsApp kepada Health Liputan6.com, ditulis Senin (12/3/2018).
Â
Â
Â
Simak video menarik berikut ini:
Sisi Lain TNI yang Bisa Memikat Rasa Ingin Tahu Anak-anak
Menurut Reza, edukasi soal TNI kepada anak-anak muda memang patut diapresiasi. Salah satunya, terlihat dari upaya mereka menunjukkan teknologi yang digunakan oleh TNI.Â
"Selain mengakrabkan anak-anak dengan peralatan perang, akan kian membuka wawasan jika TNI bisa menunjukkan ke anak-anak muda bahwa organisasi TNI punya prospek karier profesional yang baik dan modern," tambah Reza.
Reza juga mengatakan, ada banyak sisi canggih yang bisa TNI sajikan untuk memikat minat anak-anak. Misalnya, TNI tidak semata-mata soal kegagahan dan keperkasaan fisik. Ketangguhan berupa kecerdasan tingkat tinggi, keterampilan sosial lintas benua, sekaligus kehangatan interaksi antara tentara dan rakyat jadi daya pikat TNI.
Advertisement