Liputan6.com, Jakarta Sebagian orang mungkin berpikir penis yang patah saat bercinta merupakan salah satu legenda urban. Namun, hal itu benar-benar dapat terjadi di kehidupan nyata. Rupanya, salah satu penyebab dari patahnya 'senjata' pria ini adalah posisi seks.
Dilansir dari New York Post, Jumat (23/3/2018), sebuah penelitian bertajuk "hubungan antara posisi seksual dan keparahan fraktur penis" yang ditampilkan pada International Journal of Impotence Research, menganalisis posisi seks mana yang berbahaya bagi pria.
Baca Juga
Namun, anehnya, penelitian tersebut mengungkapkan sebanyak 41 persen kasus patahnya penis disebabkan oleh posisi doggy style. Posisi seks berbahaya kedua ditempati oleh misionaris dengan 25 persen, dan di tempat ketiga yaitu posisi seks woman on top.
Advertisement
Para peneliti mencatat, posisi doggy style dan misionaris dapat menyebabkan fraktur penis yang sama seriusnya. Sementara untuk posisi woman on top, penis tidak mengalami kerusakan yang parah.
"Kami tidak mengamati perbedaan antara tingkat keparahan fraktur penis pada posisi doggy style dan misionaris, tetapi posisi doggy style jauh lebih berisiko mematahkan penis daripada woman on top," ungkap penelitian tersebut.
Saksikan juga video berikut ini :
Bagaimana penis bisa patah?
Mungkin Anda kerap membayangkan betapa mengerikannya kondisi penis yang patah. Namun, patahnya penis mungkin tidak seperti yang Anda bayangkan.
Penis patah atau fraktur penis terjadi jika membran yang menutupi jaringan ereksi penis mengalami kerusakan. Membran ini disebut dengan tunica albuginea. Hal ini disebabkan oleh hubungan seksual yang agresif.
Oleh sebab itu, jika merasa sakit saat berhubungan seks, sebaiknya Anda harus segera mengunjungi dokter.
Advertisement