Pasien Cangkok Ginjal Remaja Ini Tetap Sekolah Meski di Rumah

Naufal Fahrezi tetap mengikuti pelajaran sekolah di rumah dengan metode belajar private usai cangkok ginjal.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 27 Mar 2018, 08:00 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2018, 08:00 WIB
Gagal Ginjal
Usai cangkok ginjal, Naufal (kanan) belajar privat pelajaran sekolah di rumah. (Liputan6.com/Fitri Haryanti Harsono)

Liputan6.com, Jakarta Naufal Fahrezi (16) tetap mengikuti pelajaran sekolah usai menjalani cangkok atau transplantasi ginjal. Yang membedakan, Naufal kali ini belajar di rumah, bukan di sekolah. Gurunyalah yang datang ke rumah.

"Untuk sementara ini, kami off-kan (tidak masuk) dulu dari sekolah. Karena dia masih rentan kena infeksi setelah cangkok ginjal. Jadi, dia belajar private dengan salah satu guru di rumah," kata ibu Naufal, Irawati (49) saat diwawancara Health Liputan6com belum lama ini.

Untuk sementara, Naufal juga tidak boleh bergaul dengan banyak orang hingga pulih usai cangkok ginjal. Ia bakal menghabiskan waktu hingga enam bulan.

"Baru boleh masuk sekolah Juli 2018. Ya, satu semester dia belajar di rumah. Biar enggak ketinggalan pelajaran. Pihak sekolah pun tidak masalah. Yang penting, tetap belajar. Mau ulangan dan ujian juga di rumah. Mereka (pihak sekolah) benar-benar memberi perhatian khusus pada anak saya ini,"

Naufal menderita sindrom nefrotik (SN), gangguan ginjal yang menyebabkan tubuh kehilangan banyak protein  yang berujung pada gagal ginjal. Akibatnya Naufal minder secara mental dan harus menjalani cangkok ginjal, September 2017.

Meski belajar private, Naufal Fahrezi yang kini duduk di bangku SMA dapat mengikuti pelajaran sekolah dengan baik.

 

 

Simak video menarik berikut ini:

Nilai sekolah baik

Ginjal
Naufal sekarang harus memakai masker setelah cangkok ginjal agar terhindari dari infeksi. (Liputan6.com/Fitri Haryanti Harsono)

Gejala SN pada Naufal bermula saat kelas 6 SD. Menurut sang ibu, yang juga anggota TNI Angkatan Udara (AU), Naufal sering kelelahan. Air kencing sering berbusa serta berbuih. Ia dan suami tak pernah tahu air kencing berbuih ini tanda ginjal rusak dan tidak berfungsi.

Setelah tahu, Naufal segera dibawa ke RS Harapan Bunda. Hasil pemeriksaan menunjukkan, bocah ini menderita gagal ginjal. Dokter merujuk agar Naufal dibawa ke RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, supaya ditangani dokter spesialis anak konsultan dari Divisi Nefrologi, Cahyani Gita Ambasari dan Eka Laksmi Hidayati.

Demi keberlangsungan hidup, dokter memutuskan cangkok ginjal karena fungsi ginjal makin menurun. Cangkok ginjal dijadwalkan pada September 2017. Sambil menunggu cangkok ginjal, Naufal tetap masuk sekolah.

"Alhamdulillah dia bisa masuk SMP negeri dan sekolah dengan baik. Padahal, dia harus bolak-balik ke rumah sakit. Minimal seminggu tiga kali ke dokter. Jadi, kegiatan belajar dan mengajarnya di sekolah terganggu,"ujar Irawati dengan mata berkaca-kaca.

Syukurlah, Naufal dapat mengikuti pelajaran. Nilai pun tidak ada yang jelek. Pihak sekolah untungnya juga memahami kondisi Naufal.

Tidak ikut pelajaran olahraga

Ilustrasi bermain sepak bola
Naufal tidak diizinkan ikut pelajaran olahraga.

Di sekolah, Naufal juga tidak minder dengan penyakitnya. Ia bisa mengikuti pelajaran bersama teman-temannya.

"Keluarga memberikan pengertian kepada teman-teman dan guru sekolah. Kami jelaskan bahwa Naufal tidak dapat mengikuti kegiatan olahraga di luar lapangan, misal basket maupun ekstrakurikuler lain,"tutur warga Halim, Jakarta.

Dokter sudah memberi hak istimewa agar Naufal tidak perlu mengikuti kegiatan olahraga dan ekstrakurikuler. "Pihak sekolah mengerti dan memberikan izin,"lanjut Irawati.

Diajarkan berbesar hati

Gagal Ginjal
Naufal Fahrezi (16) sudah jalani cangkok ginjal, kini ia punya tiga ginjal. (Liputan6.com/Fitri Haryanti Harsono)

Awalnya, Irawati dan suami sengaja tidak memberitahu penyakit ini pada Naufal. Saat didiagnosis, Naufal masih berusia 12 tahun.

"Semula, kami memang enggak kasih tahu soal penyakitnya, tapi di RSCM, khususnya di Poli Nefro, dokter mengedukasi soal penyakit ginjal pada anak-anak. Jadi, anak-anak tidak merasa sakit dan harus terpuruk dengan penyakitnya,"Irawati menambahkan.

Irawati bersyukur Naufal juga mendapatkan informasi yang tepat serta dipupuk motivasinya sehingga bisa berbesar hati menghadapi kondisi fisiknya. "Pikiran soal 'Aku sakit dan aku tak berdaya" itu tidak ada di pikiran mereka," ujar Irawati.

Selama pemulihan usai cangkok ginjal, Naufal harus memakai masker sehari-hari. Ini agar ia terhindar dari infeksi. Saat ini, menurut dokter, daya tahan tubuh Naufal masih rentan kena infeksi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya