Liputan6.com, Jakarta Seorang transgender berisiko besar mengidap kanker. Penyakit yang banyak merenggut nyawa manusia ini berkembang karena terapi hormon yang dilakukan transgender tersebut.
Ragam tindakan akan dilakukan seorang transgender setelah mereka operasi kelamin. Salah satunya adalah terapi hormon guna menunjang penampilan mereka. Terapi hormon yang dilakukan berupa pemberian estrogen agar kedua payudara semakin mirip dengan perempuan tulen.
Baca Juga
Demikian penjelasan yang disampaikan salah seorang dokter dari situs KlikDokter, dr Theresia Rina Yunita dikutip Health Liputan6.com pada Selasa, 27 Maret 2018.
Advertisement
"Akan tetapi jika hormon ini distimulasi berlebihan justru bisa memicu terjadinya kanker," ujar dia.
Hidup transgender menderita
Sementara dampak dari operasi kelamin sendiri, yang memakan biaya tidak sedikit, seperti vaginoplasty, memupus mimpi transgender yang ingin sekali memiliki anak.
"Dengan mengubah kelamin melalui operasi, seorang transgender tidak dapat lagi memperoleh keturunan," tegasnya.
Sperma pada pria yang telah berubah jadi transgender tidak akan lagi keluar akibat dibuangnya testis saat operasi. Pun sebaliknya, perempuan yang bertransformasi menjadi pria, rahim dan organ reproduksinya ikut diangkat.
Advertisement