Hitachi Keluarkan Teknologi Terkini Pendeteksi Kanker Lewat Urine

Peneliti Jepang melakukan uji coba alat pendeteksi kanker menggunakan sampel urine mereka sendiri.

oleh Aretyo Jevon Perdana diperbarui 25 Jun 2018, 15:30 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2018, 15:30 WIB
Ilustrasi Foto Air Seni atau Urine
Ilustrasi Foto Air Seni atau Urine (iStockphoto)

 

Liputan6.com, Jakarta Kanker menjadi salah satu penyakit yang banyak dialami oleh masyarakat. Hal ini karena beberapa orang terlambat melakukan deteksi dini penyakit tidak menular tersebut. Oleh karena itu, peneliti dari Jepang melakukan uji coba alat pendeteksi kanker menggunakan sampel urin mereka sendiri.

Dilansir dari Tech Times, Senin (25/6/2018), Hitachi, perusahaan multinasional asal Jepang, menjadi perusahaan pertama di dunia yang menyediakan sarana pendeteksi kanker. Mereka menciptakan alat yang dapat mendeteksi kanker payudara dan kolon.

Juru bicara Hitachi, Chiharu Odaira, mengungkapkan mereka akan melakukan uji coba menggunakan 250 sampel urine. Mereka ingin mengetahui pengujian dengan sampel urin ini akan akurat meski dalam suhu kamar.

Selain itu, mereka mengklaim metode deteksi kanker ini akan sangat menguntungkan bagi anak-anak. Hal ini karena banyaknya anak kecil yang trauma terhadap jarum suntik saat melakukan deteksi penyakit mematikan tersebut.

Menurut sebuah makalah yang diterbitkan pada November 2017, satu dari dua orang di Jepang didiagnosis mengalami kanker. Namun demikian, kebanyakan dari mereka enggan menjalani pemeriksaan rutin karena jadwal yang padat.

Oleh sebab itu, Hitachi menyadari perlu adanya teknologi yang dapat membuat mereka dapat melakukan deteksi kanker tanpa perlu mengunjungi fasilitas medis. Urin menjadi salah satu substansi yang dapat digunakan dalam pendeteksian tersebut.

Dukungan Internasional soal Deteksi Kanker

Penelitian yang dilakukan oleh Hitachi mendapatkan apresiasi dari lembaga internasional. Hal ini karena perusahaan multinasional asal negara matahari terbit tersebut berhasil menemukan urine yang mengandung metabolit atau produk metabolisme, bisa digunakan untuk mendeteksi kanker.

Sampel urine yang digunakan dalam analisis mengandung 1.300 metabolit, dan 30 di antaranya dianggap sebagai biomarker yang menjadi tanda adanya suatu penyakit.

Kepala ilmuwan dari Pusat Penelitian Eksplorasi Hitachi, Minoru Sakairi mengungkapkan ketigapuluh biomarker (penanda biologis) yang digunakan dapat digunakan untuk mengukur 15 kasus pasien dengan penyakit kanker payudara, kolorektal, dan orang yang sehat. Artinya, sarana yang diciptakan tersebut pun dapat menunjukkan perbedaan mereka yang mengalami kanker maupun tidak.

 

*Pantau hasil hitung cepat atau Quick Count Pilkada 2018 untuk wilayah Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Bali dan Sulsel. Ikuti juga Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Non Stop hanya di liputan6.com.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya