Menkes Nila Kaget Lihat Jumlah Anak Stunting di Langkat

Melihat angka stunting di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara pada 2013, Menkes RI Nila kaget.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 13 Jul 2018, 11:30 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2018, 11:30 WIB
Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek saat Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakekesnas) di Tangerang Selatan, Banten. (Foto: Humas Kementerian Kesehatan RI)
Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek. (Foto: Humas Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan RI, Nila Moeloek kaget mendapati data tingginya angka stunting di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara pada 2013. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi stunting di sana mencapai 55,48 persen.

“Tadi sebenarnya saya kaget juga lihat di Langkat tahun 2013, (kasus stunting) 55,48 persen,” kata Nila mengutip rilis Sehat Negeriku, Jumat (13/7/2018).

Pemerintah Kabupaten Langkat pun sudah melakukan beberapa upaya untuk menurunkan angka stunting. Pemerintah setempat menjadikan stunting sebagai fokus penanganan diantaranya dengan Peraturan Bupati Langkat nomor 10 tahun 2018 Tentang Penurunan Stunting.

“Ternyata setelah kita intervensi sangat signifikan penurunannya pada pendataan ulang stunting di 10 lokus itu ternyata menjadi 23,3 persen,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Langkat Indra Salahuddin saat memaparkan tentang rencana aksi pemerintah daerah Kabupaten Langkat dalam menangani stunting pada Rakerkesda Sumatera Utara.

10 lokus stunting di sana adalah 5 desa stunting di Teluk Haru, 4 desa stunting di Langkat Hilir, dan sisanya di Langkat Hulu ada 1 desa stunting.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut:

Komitmen pemerintah daerah

Indra menambahkan bahwa penurunan kasus stunting tersebut membuktikan komitmen pemerintah daerahnya. 

“Insya Allah kami terus berkomitmen. Untuk itu kami membuat Perbup sebagai payung hukum,” kata Indra.

Selain itu telah dibentuknya Perbub, penanganan stunting di Kabupaten Langkat juga dilakukan melalui intervensi gizi spesifik yakni intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan, dan intervensi gizi sensitif yang dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya