Ratusan Orang Datangi Koramil Sukaraja demi Terapi Listrik dari Sang Komandan

Tanpa dipungut biaya, Kapten Tatang beserta anggota Koramil Sukaraja memberikan terapi stroke kepada masyarakat.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 13 Sep 2018, 19:00 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2018, 19:00 WIB
Kapten Inf Tatang Taryono, Komandan Koramil (Danramil) 2101/Sukaraja yang terjun langsung memberikan penanganan terapi gratis kepada masyrakat yang membutuhkan terapi saraf. (Dokpri)
Kapten Inf Tatang Taryono, Komandan Koramil (Danramil) 2101/Sukaraja yang terjun langsung memberikan penanganan terapi gratis kepada masyrakat yang membutuhkan terapi saraf. (Dokpri)

 

Liputan6.com, Jakarta Setiap Sabtu, Minggu, dan hari libur, ratusan orang memenuhi Koramil 2101/Sukaraja Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Mereka yang sedang sakit saraf seperti stroke datang untuk mendapatkan terapi gratis.

Kapten Inf Tatang Taryono, Komandan Koramil (Danramil) 2101/Sukaraja yang terjun langsung memberikan layanan gratis kepada masyarakat yang membutuhkan terapi saraf.

Sejak tiga tahun terakhir, Tatang membantu banyak orang dengan terapi dengan daya kejut listrik. Pada pasien stroke misalnya, daya kejut listrik tersebut membantu menghidupkan kembali saraf-saraf serta melancarkan darah seperti disampaikan Tatang saat dihubungi Health-Liputan6.com ditulis Jumat (14/9/2018).

Kapten Tatang beserta anggota Koramil Sukaraja memberikan terapi stroke kepada masyarakat.  (Dokpri)
Kapten Tatang beserta anggota Koramil Sukaraja memberikan terapi stroke kepada masyarakat. (Dokpri)

Saat memberi terapi Tatang tak sendirian. Rasa-rasanya dia tak sanggup sendirian menangani sekitar 300 orang yang datang setiap hari libur.

"Ya (saya sendiri) ada dengan anggota. Kalau saya sendiri, 300 orang ya tidak mampu. Kalau tidak kami batasi, bisa yang datang sampai 500 orang. Namun, kami batasi,"tutur Tatang.

Tak hanya warga sekitar Koramil Sukaraja yang datang mendapatkan terapi, banyak juga dari luar kota dengan beragam profesi mulai dari aktor seperti Mat Solar hingga dokter.

Idealnya, untuk mendapatkan hasil maksimal, pasien mesti datang tiga kali. Setiap sesi terapi kira-kira membutuhkan waktu 15 menit. 

Ribuan orang sudah mendapatkan manfaat dari terapi tersebut. Doa, kata Tatang, adalah kunci keberhasilan mereka melakukan terapi. "Itu kan yang terpenting, memohon kepada Allah yang menciptakan. Lalu dilanjutkan dengan terapi daya kejut," katanya. 

Bebas biaya alias gratis

Suasana di Koramil Sukaraja memberikan terapi stroke kepada masyarakat.  (Dokpri)
Suasana di Koramil Sukaraja memberikan terapi stroke kepada masyarakat. (Dokpri)

Tatang paham betul, banyaknya orang yang datang setiap hari libur ke tempat bekerjanya karena ingin mendapatkan kesembuhan. Dan, semua tindakan yang diberikan oleh Tatang dan anggotanya kepada masyarakat tanpa dikenai biaya alias gratis.

"Saya tidak pernah pungut biaya, masyarakat datang ke sini karena tahu tidak dipungut biaya," katanya.

Tatang tidak menampik, aspek mental punya peran besar membantu orang yang sakit bisa sembuh. Ketika pasien tahu pengobatan itu gratis, itu sudah sedikit mengurangi beban orang tersebut.

"Begitu datang, dia senang. Itu sudah mengobati dia, kami hanya meneruskan saja," tuturnya.

 

Tidak ganggu pekerjaan utama

Suasana di Koramil Sukaraja memberikan terapi stroke kepada masyarakat.  (Dokpri)
Suasana di Koramil Sukaraja memberikan terapi stroke kepada masyarakat. (Dokpri)

Kegiatan mulia membantu orang yang sakit ini dilakukan Tatang cs hanya di hari libur. Ketika ada yang sakit ingin diterapi di hari kerja, Tatang akan meminta maaf karena tidak bisa membantu.

"Kalau jam dinas saya tidak bisa membantu, karena tugas pokok harus saya laksanakan dahulu kan," tuturnya.

Baru ketika Sabtu, Minggu dan hari libur Tatang dan anggotanya bisa membantu menolong masyarakat sakit yang membutuhkan terapi saraf. Sehingga, kegiatan mulia ini tidak mengganggu aktivitasnya di Koramil Sukaraja. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya