Dari Dapur Gizi, Diolah Makanan Berkualitas untuk Anak Pengungsi Gempa Palu

Dapur gizi didirikan Kemenkes RI untuk mencegah masyarakat, terutama anak-anak agar tidak terkena penyakit karena konsumsi makanan yang buruk

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 09 Okt 2018, 13:00 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2018, 13:00 WIB
Potret Kehidupan Pengungsi Korban Gempa dan Tsunami Palu
Pengungsi korban gempa dan tsunami Palu menuang air di tenda pengungsian lapanga Walikota Palu, Sulteng, Senin (8/10). Pemerintah akan membangun barak pengungsian bagi korban gempa dan tsunami di Kota Palu, Sigi dan Donggala. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta Dapur gizi akan didirikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di daerah bencana gempa Palu. Ini dilakukan pihak kementerian untuk mencegah masyarakat, terutama anak-anak, agar mengonsumsi makanan tanpa memperhatikan gizinya.

Mengutip rilis di laman sehatnegeriku.kemkes.go.id pada Selasa (9/10/2018), bencana gempa Palu dan tsunami yang melanda beberapa wilayah di Sulawesi Tengah mengakibatkan masyarakat mengonsumsi makanan apa adanya. Kemenkes menyayangkan jika anak-anak mudah terserang penyakit karena mengonsumsi makanan tanpa memperhatikan gizinya.

Melalui Direktorat Gizi Masyarakat, Kemenkes membangun Dapur Gizi Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA). Dalam jangka dua minggu ke depan, enam dapur gizi akan didirikan di pos pengungsian dengan jumlah pengungsi terbanyak yaitu di Kota Palu.

Dalam pernyataan tertulisnya, Kemenkes menyatakan dapur gizi tersebut dibangun di seluruh pos pengungsian dan dapat diadopsi oleh tenaga kesehatan dari Dinkes provinsi maupun kabupaten.

Selain itu, kegiatan yang dilakukan di dapur gizi tersebut nantinya berupa memasak makanan untuk anak-anak dengan mengacu pada nasi, hewani, sayuran, dan buah-buahan.

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

Ibu-ibu Menyiapkan Makanan

Potret Kehidupan Pengungsi Korban Gempa dan Tsunami Palu
Senyum anak-anak pengungsi korban gempa dan tsunami Palu di lapangan Masjid Agung Daru Salam, Palu, Sulteng, Jumat (5/10). Pemindahan pengungsi dari tenda ke barak oleh pemerintah untuk mempercepat penanganan pascagempa. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Kemenkes menyatakan bahwa yang nantinya memasak adalah ibu-ibu. Sembari menyiapkan masakan untuk anak-anaknya, mereka juga diajarkan oleh tim gizi Kemenkes caranya memasak makanan untuk anak-anak.

Pasokan bahan makanan nantinya akan dipenuhi oleh organisasi non-pemerintah. Dalam hal ini, orangtua juga ikut memberikan bantuan terkait peralatan yang akan digunakan.

Asupan gizi anak adalah salah satu hal yang dikhawatirkan pasca bencana. Mereka akan menjadi beban orangtua apabila jatuh sakit karena mengonsumsi makanan secara sembarangan.

Sehingga, keberadaan dapur gizi ini diklaim penting untuk menjaga gizi anak-anak.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya