Intip Olah Limbah Pabrik yang Tak Cemari Lingkungan

Pengolahan limbah pabrik yang tak cemari lingkungan melalui proses panjang dan pemeriksaan kadar limbah.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 26 Okt 2018, 09:00 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2018, 09:00 WIB
Faber-Castell
Limbah pabrik Faber-Castell dikelola dengan sistem instalasi pengolahan limbah (waste water treatment). (Liputan6.com/Fitri Haryanti Harsono)

Liputan6.com, Bekasi Ikan dan mikroorganisme pengatur biologis di air dapat mati akibat limbah pabrik yang mencemari sungai atau kali. Air kali yang berbau menyengat, bahkan berbusa layaknya air sabun menjadi salah satu tanda kadar limbah begitu tinggi. Kondisi itu tak hanya mencemari lingkungan, tapi juga menimbulkan ancaman penyakit berbahaya bagi warga sekitar. Diare dan kolera bisa saja mendera warga bila warga sekitar masih memanfaatkan air sungai untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Agar tak cemari lingkungan, salah satu pabrik pembuat pensil ternama Faber-Castell Indonesia menerapkan pengolahan limbah pabrik yang terkontrol rapi. Pabrik yang berlokasi di Bekasi ini punya instalasi pengolahan air limbah (waste water treatment). Letak pengolahan air limbah tepat berada di bagian belakang area pabrik. Proses pengolahan limbah pabrik secara umum dijelaskan Manager QA A.W Faber-Castell Indonesia, Sapto Putranto.

“Limbahnya bukan hanya menyangkut mandi, cuci, kakus (MCK) ya, tapi semua limbah pabrik yang dihasilkan dari proses produksi. Dalam prosesnya, semua jenis limbah pabrik akan masuk ke dalam suatu kolam,” jelas Sapto saat kami berkunjung ke pabrik Faber-Castell di Bekasi pada 15 Oktober 2018.

Artikel terkait: Cara Lindungi Pendengaran dari Suara Bising Mesin Pabrik

Limbah yang berada di dalam kolam akan dipompa dan diolah lagi. Kemudian limbah pun dapat dialirkan ke saluran pembuangan limbah. Saluran pembuangan limbah pun mengalir ke selokan, bukan ke kali atau sungai langsung. Berdasarkan katalog buku Faber-Castell Suistainability Report 2011, air limbah yang dikelola Faber-Castell harus melalui proses pemantauan secara internal dan eksternal. Ini untuk memastikan kepatuhan batas limbah yang sudah ditentukan. Artinya, kadar limbah tidak boleh melebihi batas ketentuan. Dalam banyak kasus, limbah dibuang secara tidak langsung (sebelumnya melalui proses pengolahan limbah) ke saluran pembuangan lokal.

Artikel terkait: Produksi Pensil Terus Berjalan, Kelestarian Hutan Tetap Terjaga

Di beberapa negara, termasuk pabrik-pabrik di Peru, Indonesia dan Brasil, Faber-Castell mengoperasikan air limbah sendiri dengan sistem pengelolaannya yang modern. Pada tahun 2009/2010 dan 2010/2011, tidak ada contoh pelanggaran batas limbah pabrik yang dilaporkan. Hal ini dilihat dari hasil pabrik Faber-Castell yang ada di negera-negara di dunia.

Artikel terkait: Lebih Dekat dengan Pensil Bebas Racun

Adanya ketentuan Integrated Product Policy, produk Faber-Castell juga dirancang untuk meminimalisirkan buangan limbah dan dapat didaur ulang mungkin. Setelah digunakan, produk hasil pabrik pensil ini dapat disortir dan didaur ulang menurut jenis material atau dibuang bersama limbah yang sejenis sesuai dengan peraturan limbah setempat.

 

 

Menilik keamanan produk pensil untuk anak, Jurnalis Liputan6.com menayangkan liputan khusus tentang pensil. Liputan ini dilakukan di pabrik Faber-Castell Indonesia yang berlokasi di Bekasi. Tulisan ketiga (dari empat rangkaian tulisan) mengangkat pengolahan limbah pabrik yang tak mencemari lingkungan.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Cek kadar air limbah

Faber-Castell
Limbah pabrik Faber-Castell dicek kadar limbahnya sebelum dibuang ke selokan. (Liputan6.com/Fitri Haryanti Harsono)

Pengolahan limbah tak hanya berakhir dibuang saja. Kandungan limbah diperiksa setipa bulan. Pemeriksaan air limbah untuk mengetahui, apakah pengolahan limbah sudah memenuhi baku mutu atau tidak. Dalam arti kandungan limbah aman untuk dibuang dan tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Untuk mengecek limbah aman, pabrik Faber-Castell menggunakan kolam ikan. Limbah yang sudah diolah dan siap dibuang akan masuk ke dalam kolam ikan.  

“Kami punya pengolahan limbah di belakang pabrik. Di sana pakai kolam ikan. Limbah di kolam itu dipompa. Air dari kolam itu akan mengalir ke kolam lagi. Negecek limbah aman itu dilihat apakah ikan di dalam kolam hidup. Kalau ikannya hidup berarti limbahnya aman (tidak mencemari lingkungan),” Sapto menambahkan.

Setelah limbah terbukti aman, limbah dialirkan dan dibuang ke selokan. Saluran pembuangan limbah mengarah ke selokan. Tidak langsung mengalir ke kali atau sungai. Berdasarkan jurnal Waste Water Management Through Aquaculture yang dipublikasikan di ResearchGate pada 2006, limbah didefinisikan sebagai cairan keruh. Limbah industri mengandung mineral dan bahan organik dalam larutan atau memiliki partikel zat padat mengambang. Limbah dapat bervariasi dalam komposisi dan kekuatan dari satu tempat ke tempat lain.

Kadar limbah ditentukan oleh jumlah O2 yang diperlukan untuk mengoksidasi sepenuhnya materi organik dan amonia yang ada di dalamnya. Jurnal yang ditulis Subhendu Datta dari Central Institute of Fisheris Education menulis komposisi limbah industri mengandung lebih banyak polutan dalam hal berat logam dan beban bakteri dan bahan beracun lainnya. Limbah mengandung zat hidup terutama bakteri dan protozoa.

Kandungan air limbah mungkin 98-99,9 persen cairan, sisanya padat kering. Limbah industri mungkin mengandung lebih banyak karbon organik. Penanganan limbah pun harus ditangani baik.Selain air limbah industri, ada juga limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Limbah tersebut merupakan bahan buangan dari proses produksi. Teknik pengolahan limbah dilakukan dengan baik.

“Kami punya limbah B3. Ada daftar limbah B3 secara lengkap. Itu setiap tiga bulan sekali, kami laporkan ke Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi,” ujar Sapto.

Pemanfaatan serbuk gergaji

Faber-Castell
Serbuk gergaji dari proses produksi pensil Faber-Castell dimanfaatkan untuk memanaskan boiler. (Liputan6.com/Fitri Haryanti Harsono)

Limbah yang paling umum dari proses produksi pensil adalah serbuk gergaji. Hal ini terlihat proses produksi yang menghasilkan banyak serbuk gergaji. Kayu yang dipotong dan dibentuk menjadi pensil menyisakan serbuk gergaji. Serbuk gergaji itu tidak dibuang, melainkan dimanfaatkan proses di pabrik Pencil Lead (untuk proses pembuatan isi pensil).

“Bahan baku kayu banyak. Dari bahan baku kayu itu kan melalui proses dan sisanya serbuk gergaji diambil. Serbuk gergaji disedot, lalu dikirim ke area PT Xylo Indah Pratama (penyuplai kayu). Lalu dari area itu nanti serbuk dipakai untuk memanaskan boiler (ketel uap),” Sapto menambahkan.

Boiler ini juga dipakai oleh pabrik Pencil Lead, yang bekerjasama dengan Faber-Castell. Untuk penanganan limbah, Faber-Castell mengikuti peraturan pemerintah dalam menilai ambang batas limbah. Parameter ambang batas limbah diterapkan. Hingga sekarang semua jenis limbah masih dibawah nilai ambang batas. Pembuangan limbah ke selokan sampai sekarang pun aman dan tidak menimbulkan keluhan dari warga sekitar.

“Soal pembuangan limbah, kami juga menandatanagni perjanjian bersama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi bahwa ada suatu kesepakatan, perusahaan kami tidak mencemari lingkungan di sekitar lokasi pabrik,” ungkap Sapto kepada Health Liputan6.com sekaligus mengakhiri perbincangan tentang limbah pabrik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya