Menkes Nila: Tidak Ada Negara yang Bebas dari Ancaman Masalah Kesehatan

Dalam pembukaan pertemuan The 5th Global Health Security Agenda (GHSA), Menkes NIla mengungkapkan tidak ada satupun negara yang bebas dari ancaman permasalahan kesehatan.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 06 Nov 2018, 13:00 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2018, 13:00 WIB
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nila Farid Moeloek  mengatakan di tingkat global, tidak ada satupun negara yang bebas dari ancaman permasalahan kesehatan. (Foto: Liputan6.com/Aditya Eka Prawira)
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nila Farid Moeloek mengatakan di tingkat global, tidak ada satupun negara yang bebas dari ancaman permasalahan kesehatan. (Foto: Liputan6.com/Aditya Eka Prawira)

Liputan6.com, Nusa Dua Pertemuan tingkat menteri dalam bidang penanganan kesehatan The 5th Global Health Security Agenda (GHSA) dibuka secara resmi oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Puan Maharani dan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nila Farid Moeloek di Nusa Dua, Bali, pada Selasa, 5 November 2018.

Pertemuan tahunan ini bertujuan untuk meningkatkan komitmen negara dalam pencapaian ketahanan kesehatan nasional, regional, dan global. Sekaligus sebagai upaya berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam upaya mencegah, mendeteksi, dan merespons cepat berbagai ancaman penyakit menular berpotensi wabah.

"GHSA ini dimulai dari 2014, di mana kejadian Indonesia mengalami masalah dalam wabah penyakit ebola," kata Nila.

Sejak itu Kementerian Kesehatan RI sadar untuk membuat ketahanan penyakit global, karena wabah ini sangat berbahaya.

"Namun, kami juga harus meningkatkan kesehatan secara nasional. Oleh sebab itu, pertemuan ini untuk membahas penyakit yang menular dari binatang," ujar dia.

Pada kesempatan itu, Nila mengatakan di tingkat global, tidak ada satupun negara yang bebas dari ancaman permasalahan kesehatan. Terlebih, perubahan yang terjadi sekarang ini, mengharuskan setiap negara untuk lebih proaktif dan adaptif untuk menghadapi tantangan kesehatan global yang sangat beragam di masa yang akan datang.

"Kami juga telah berjuang melawan penyakit, yang terakhir adalah zika yang disebabkan oleh nyamuk. Alhamdulillah, penyakit tersebut tidak menyebar ke manusia," kata Nila

"Tak hanya zika, kami juga berhasil memberantas virus flu burung," tambah Nila. 

Sudah tepat menjadikan pertemuan tahunan yang dihadiri lebih dari 600 orang, termasuk perwakilan delegasi dari 48 negara tersebut untuk membahas upaya penguatan kapasitas negara guna mencegah risiko permasalahan kesehatan dan potensi terjadinya di masa depan, termasuk juga yang berkaitan dengan keamanan kesehatan global.

 

Akses kesehatan lebih dekat

Seorang tenaga kesehatan di Puskesmas Jagoi Babang, Bengkayang, Kalimantan Barat membantu warga yang membawa anaknya untuk berobat
Seorang tenaga kesehatan di Puskesmas Jagoi Babang, Bengkayang, Kalimantan Barat membantu warga yang membawa anaknya untuk berobat (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)

Puan menekankan bahwa kemajuan yang terjadi di Indonesia, seperti teknologi yang semakin canggih, pembangunan di banyak bidang yang mengalami perkembangan pesat, juga infrastruktur dan transportasi yang memudahkan akses serta mobilitas masyarakat, semakin mendekatkan akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Hal itu memang tak dapat dipungkiri. Akan tetapi, kemajuan tersebut juga bisa membawa implikasi terhadap peningkatakan risiko ancaman kesehatan.

“Indonesia selalu memprioritaskan kesehatan di dalam agenda pembangunan nasional. Kesehatan merupakan pilar penting dalam pengembangan ketahanan nasional,” ujar dia.

Selain Puan dan Nila, hadir pada pertemuan itu, Secretary General Ministry of Health of Italy, yang berperan sebagai Chair of Sterring Commitee GHSA, Giuseppe Ruocco.

Dia menekankan pentingnya keamanan kesehatan global dan mustahil diwujudkan bila suatu negara hanya bergerak sendiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya