Belajar dari Konferensi Internasional, Indonesia Masih Kurang Publikasi Penelitian

Ada pembelajaran yang dipetik dari konferensi internasional, Indonesia masih kurang publikasi penelitian di tingkat internasional.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 12 Nov 2018, 10:00 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2018, 10:00 WIB
Populasi dan Kesehatan
Belajar dari konferensi internasional populasi dan kesehatan, Indonesia masih kurang publikasi penelitian. (Liputan6.com/Fitri Haryanti Harsono)

Liputan6.com, Malang, Jawa Timur Konferensi internasional "South-East Asia Biennial Conference On Population and Health" yang berlangsung pada 8-9 November 2018 memberikan makna mendalam untuk penelitian di Indonesia. Melalui konferensi tersebut, Indonesia belajar dan menyadari bahwa Indonesia kekurangan dalam hal publikasi penelitian.

Publikasi penelitian ini pada taraf internasional, khususnya terkait dengan kependudukan. Dosen Hubungan Internasional Universitas Brawijaya, Henny Rosalinda mengungkapkan, para peneliti Indonesia sudah banyak melakukan berbagai penelitian, tapi kenyataannya publikasi penelitian masih kurang.

"Padahal, kita sudah banyak penelitian, tapi publikasi penelitian sangat kurang sekali. Kalau kita compare (bandingkan), Filipina, Thailand sudah mulai meningkat (publikasi penelitiannya). Malaysia sebenarnya agak meningkat juga (bersaing dengan Indonesia)," ungkap Henny usai acara penutupan konferensi di The Singhasari Resort, Kota Batu, Malang, Jawa Timur, ditulis Senin (12/11/2018).

Pada konferensi yang dihadiri perwakilan dari 17 negara di Asia Tenggara, para peneliti Indonesia ikut memaparkan hasil penelitian. Keikutsertaan peneliti Indonesia pada konferensi ini juga diseleksi.

Adapun topik yang dipaparkan pada konferensi internasional, antara lain keluarga berencana, fertilitas dan bonus demografi, keluarga, perkawinan dan perceraian, kependudukan dan pembangunan.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Publikasi penelitian di tingkat internasional

Ilustrasi Ilmuwan, Peneliti, Penelitian, Laboratorium
Tantangan ke depan, bagaimana mempublikasikan penelitian di tingkat internasional. Kredit: Freepik

Dalam konferensi yang juga dipaparkan hasil penelitian dari Indonesia, ada hal yang membanggakan. Pemaparan penelitian dilakukan para peneliti muda.

"Banyak sekali peneliti muda Indonesia dalam konferensi ini. Peneliti kita juga sangat aktif dan kritis. Kendalanya soal publikasi penelitian," Henny melanjutkan.

Henny yang juga bertindak sebagai tim penyelenggara konferensi "South-East Asia Biennial Conference On Population and Health" menyampaikan, tantangan setelah konferensi berakhir adalah mempublikasikan hasil penelitian dari Indonesia ke dalam jurnal-jurnal bertaraf internasional.

"Jadi, kami bukan hanya menampung paper (jurnal) pada konferensi ini. Challenge (tantangan) berikutnya adalah bagaimana mempublikasikan hasilnya (penelitian)," tambah Henny.

Penelitian soal kependudukan di Indonesia pun diharapkan bukan hanya konsumsi Indonesia, tapi juga kawasan Asia Tenggara dan dunia. Untuk meningkatkan publikasi penelitian Indonesia, Indonesia bekerjasama dengan beberapa negara, seperti Inggris, Bangladesh, Australia, dan Singapura.

"Kita punya kesempatan menyuarakan sampel (penelitian) dari Indonesia ke negara-negara tersebut," lanjut Henny.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya