Liputan6.com, Jakarta Suami dan istri yang tengah menjalani proses perceraian harus sadar bahwa perpisahan tersebut bukan hanya berdampak pada diri mereka tapi juga untuk buah hati. Pastikan agar anak tetap mendapatkan kasih sayang sebagaimana mestinya.
Secara umum, psikolog keluarga dan pernikahan Yulistin Puspaningrum mengatakan bahwa orangtua tetap harus memberi tahu anak bahwa perceraian bukan berarti memisahkan dia dengan ayah dan ibu.
Baca Juga
"Anak tetap memandang orangtuanya sebagai orangtuanya, bukan mantan orangtua. Jadi, orangtua harus tetap mengenalkan ke anak bahwa itu tetap mama dan papamu. Jadi, jangan direcoki dengan hal-hal lain," kata kata Yulistin saat dihubungi lewat sambungan telepon ditulis Jumat (23/11/2018).
Advertisement
Di proses perceraian ini, sampaikan juga bahwa anak tetap bisa melakukan hal-hal yang sebelumnya dilakukan bersama orangtua.
"Jadi tetap jelaskan ke anak, `Walau mama papa pisah, tetap itu papa dan mamamu. Jadi kalau kamu ada apa-apa, kamu boleh bercerita dengan mama papamu, kamu boleh minta ke mama papamu'," kata wanita lulusan Universitas Gadjah Mada ini.
Â
Saksikan juga video menarik berikut
Studi dampak perceraian pada anak
Respons setiap anak terhadap perceraian orangtuanya tidak sama. Ada anak yang jadi tidak stabil usai orangtuanya bercerai, tapi ada juga yang sebaliknya.
"Tapi respons ini berbeda-beda di setiap anak, tergantung kepribadian anak, kemudian pola asuh orangtua pascabercerai, dan juga dukungan lingkungan sekitarnya," kata psikolog Rayi Tanjung Sari dalam program Apa Kata Psikolog Liputan6.com.
Anak dari orangtua yang bercerai akan beradaptasi dengan kondisi yang baru. Namun, kata Rayi, hal ini tidak datang dengan sendirinya, asalkan mendapatkan dukungan dari orangtua dan lingkungan keluarga dan sekolah.
"Jadi, belum tentu setiap anak akan mengalami depresi dan kondisi emosi tidak stabil jadi agresif. Semua itu berbeda-beda setiap anak," katanya.
Ada beberapa studi yang menilik efek perceraian orangtua pada anak. Hasilnya sekitar sebagian besar anak-anak yang orangtuanya bercerai bisa beradaptasi dengan perubahan yang ada. Lalu, tidak ada efek negatif jangka panjang pada penyesuaian sosial dan kesehatan mental anak seperti dilansir Psychology Today.
Data di atas di dapat dari studi 20 tahun yang dilakukan psikolog Constance Ahrons yang diterbitkan dalam buku We’re Still Family.
Lalu, psikolog Mavirs Hetherington menganalisis 2.500 anak yang orangtuanya bercerai. Hasilnya sekitar 80 persen anak-anak yang orangtua bercerai bisa berprestasi dengan baik.
Advertisement