Setahun Menikah Belum Dikaruniai Anak, Suami atau Istri yang Harus Cek Kesuburan?

Suami dan istri harus mau cek kesuburan saat mengetahui belum juga punya anak padahal menikah sudah lebih dari setahun.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Des 2018, 15:00 WIB
Diterbitkan 20 Des 2018, 15:00 WIB
Pasangan dan hubungan cinta (iStock)
Ilustrasi pasangan dan hubungan (iStockphoto)

 

Liputan6.com, Jakarta Saat pasangan suami istri yang sudah menikah lebih dari satu tahun tapi belum juga dikaruniai seorang anak, jangan hanya istri yang diminta untuk mengecek kesehatannya. Masalah ketidaksuburan pun bisa bersumber dari pria. 

Sebenarnya, potensi kehamilan tertinggi jatuh pada usia pernikahan 6 bulan. Jika telah melakukan hubungan seksual tanpa kontrasepsi selama lebih dari 12 bulan, ada baiknya Sahabat Dream dan pasangan segera memeriksakan diri ke dokter.

Masalah infertilitas (ketidaksuburan) dapat bersumber dari kedua belah pihak. Pada pria, masalah bersumber dari sperma dan testis.

"Keluarnya air mani yang banyak belum tentu mengandung sperma berkualitas. Bentuk sperma harus sempurna, jumlah minumum 15 juta sel serta mampu bergerak lurus dan cepat. Atau bisa juga testis yang terserang parotitis (gondongan)," tutur Beeleoni, dokter spesialis obsstetri dan ginekologi di Jakarta, Selasa 18 Desember 2018.

 


Masalah dari Pihak Wanita

Ilustrasi Pasangan
Ilustrasi pasangan (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Sedangkan pada perempuan, masalahnya jauh lebih banyak. Hal ini disebabkan oleh organ reproduksi wanita yang kompleks.

Sel telur diproduksi di indung telur (ovarium) dan hanya dapat dibuahi jika mencapai tuba faloppi. Terhalangnya sperma yang ingin masuk dapat diakibatkan oleh penyakit seperti kista cokelat, miom atau polip.

"Belum lagi ditambah dengan masalah hormonal penyebab sindrom ovarium polikistik, di mana terdapat banyak sel telur yang tidak subur," ujarnya.

Konsultasi kesuburan penting dilakukan untuk wanita yang ingin mengikuti program hamil, terutama di atas usia 35 tahun. Teknik pemeriksaan radiografi histerosalpingografi (HSG) dan laparoscopy dapat mendeteksi kelainan tuba faloppi.

Penting juga memantau siklus haid dan hormon secara rutin. Lakukan juga pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk mengetahui kondisi rahim secara detail.

Hal yang tak kalah penting agar kehamilan cepat terjadi adalah mengonsumsi makanan sehat.

"Asupan asam folat, gandum utuh dan omega 3 sangat baik untuk kesuburan. Sebaliknya, kurangi konsumsi saturated fatty acid yang berasal dari daging merah," pesan Beeleoni.

Penulis : Annisa Mutiara Asharini / Dream.co.id

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya