Darah Menstruasi Berwarna Cokelat, Kenapa Bisa Terjadi?

Darah menstruasi yang keluar berwarna cokelat mengalami proses oksidasi karena terkena udara.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 05 Jan 2019, 15:00 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2019, 15:00 WIB
Menstruasi
Ada penyebab darah menstruasi berwarna cokelat. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Anda tak perlu cemas bila darah menstruasi berwarna cokelat. Dokter obstetri dan ginekologi Kari P. Braaten menjelaskan, darah menstruasi yang berwarna cokelat hanyalah darah yang sudah lama.

Saat darah dan jaringan yang melapisi rahim keluar, darah akan terkena udara. Ketika itu terjadi, darah melewati proses yang disebut oksidasi, yang mengubahnya menjadi berwarna cokelat.

"Seringkali, Anda akan menemukan darah menstruasi cokelat pada awal siklus menstruasi. Itu mungkin sedikit darah mens yang tersisa dari siklus menstruasi Anda sebelumnya," kata Braaten, dikutip dari Women's Health Magazine, Sabtu, 5 Januari 2019.

Darah menstruasi cokelat juga akan terlihat di akhir siklus menstruasi saat aliran lebih ringan. Dalam kasus-kasus tersebut, darah antara keliuar sedikit atau keluar lebih lambat. Ini memungkinkan waktu untuk mengoksidasi dan berubah menjadi cokelat.

Sebaliknya, ketika darah menstruasi mengalir lebih cepat dan berat, darah cenderung berwarna merah terang atau merah tua.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Makan banyak zat besi

Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

Adanya oksidasi adalah penyebab paling umum darah menstruasi berwarna cokelat. Tapi itu bukan satu-satunya alasan.

Jika Anda mengonsumsi banyak zat besi, baik dari suplemen atau makan banyak daging merah dan sayuran berdaun hijau, darah mungkin berubah menjadi cokelat atau kecokelatan.

"Itu disebabkan ada lebih banyak zat besi dalam darah, yang dapat meningkatkan proses oksidasi," ujar ahli diet senior Dana Hunnes di Ronald Reagan-UCLA Medical Center.

Tanda bahaya

Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Wanita harus tetap memerhatikan bila darah berwarna cokelat keluar di luar siklus menstruasi atau setelah berhubungan seks. Kondisi itu bisa menjadi tanda infeksi jamur, bakteri atau infeksi menular seksual, menurut ginekolog Pamela D. Berens dari McGovern Medical School, University of Texas Health Science Center di Houston.

Tanda lainnya, kemungkinan Anda mengalami sindrom ovarium polikistik (PCOS), yakni gangguan hormonal ketika ovarium tidak secara teratur melepaskan sel telur.

PCOS juga biasanya menyebabkan wanita melompati siklus menstruasi dalam periode waktu yang lama (siklus menstruasi lebih lama dan tidak teratur). Hal ini memungkinkan lapisan uterus (rahim) tumbuh semakin tebal dan tidak stabil.

Pada akhirnya dapat menyebabkan bercak darah yang tidak teratur atau darah menjadi lebih gelap.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya