Kelompok Anti-Vaksin jadi Ancaman Terbesar Kesehatan Dunia di 2019

Kelompok anti-vaksin dianggap WHO seringkali ragu akan kemampuan vaksin untuk mencegah penyakit

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 19 Jan 2019, 12:00 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2019, 12:00 WIB
Pemprov Aceh Akhirnya Bolehkan Vaksinasi MR
Petugas menyuntikan Vaksin Campak dan Rubella (MR) kepada bayi saat dilakukan imunisasi di sebuah puskesmas, Banda Aceh, Rabu (19/9). Pelaksanaan vaksinasi MR di Aceh sempat ditunda karena adanya enzim babi di dalam vaksin. (CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP)

Liputan6.com, Jakarta Kelompok anti-vaksin dianggap sebagai ancaman terhadap kesehatan global pada 2019. Pernyataan ini disampaikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) beberapa waktu lalu.

Dilansir dari New York Post pada Jumat (18/1/2019), WHO menulis bahwa keraguan akan vaksin mengancam untuk membalikkan kemajuan yang dibuat dalam menanggulangi penyakit yang bisa dicegah oleh vaksin.

"Vaksinasi adalah salah satu cara yang paling efektif untuk menghindari penyakit," tulis WHO seperti dikutip dalam rilis di laman resminya WHO.int. Mereka menambahkan, saat ini, untuk mecegah dua sampai tiga juta kematian setiap tahunnya, serta 1,5 lebih lanjut, bisa dihindari dengan meningkatkan cakupan vaksinasi global.

Simak juga video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Alasan tidak divaksinasi

20160629-Ilustrasi-Vaksin-iStockphoto
Ilustrasi Foto Vaksin (iStockphoto)

WHO mencontohkan, campak telah mengalami peningkatan 30 persen kasus global. Alasan kenaikannya sangat kompleks. Salah satunya tentang keragu-raguan akan vaksin.

"Alasan mengapa orang memilih untuk tidak divaksinasi adalah rumor. Kelompok penasehat WHO mengidentifikasi rasa kepuasan diri, ketidaknyamanan dalam mengakses vaksin, dan kurangnya kepercayaan diri adalah alasan utama yang mendasari keraguan," tulis mereka.

Karena itu, petugas kesehatan khususnya yang ada di masyarakat menjadi penasehat dan memberikan pengaruh yang paling dipercaya soal vaksinasi. Mereka juga harus didukung untuk memberikan informasi yang terpercaya dan kredibel.

Pada 2019 sendiri, WHO akan meningkatkan upaya untuk menghilangkan kanker serviks di seluruh dunia dengan meningkatkan cakupan HIV. Selain itu, penularan virus polio di Afganistan dan Pakistan juga bisa dihentikan di tahun ini.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya