5 Alasan Ilmiah Suasana Pantai Baik untuk Kesehatan Mental

Tidak ada salahnya anda mengunjungi pantai saat sedang banyak pikiran.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 02 Feb 2019, 11:00 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2019, 11:00 WIB
Pantai
Ilustrasi piknik di pantai (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Pantai selalu menjadi destinasi wisata favorit bagi kebanyakan orang. Pantai dinilai memiliki efek menenangkan pada jiwa. Suara debur ombak akan memicu ketenangan.

Berdasarkan beberapa penelitian ilmiah, pantai disebut-sebut sangat baik untuk otak karena membuat perasaan dan pikiran menjadi bahagia, tenang, dan kembali bersemangat.

Studi yang dilakukan di Washington University dan UC Irvine menemukan data survei bahwa liburan ke pantai mampu meningkatkan kreativitas, mengurangi depresi dan kecemasan, serta mengembalikan kesehatan mental.

Berada di bibir pantai sambil menikmati pemandangan yang ada juga bertelanjang kaki di atas pasir pantai, ini dipercaya bisa meningkatkan kreativitas. Ini juga bisa bikin otak makin cerdas dan terhindar dari risiko demensia.

Berada di tepi pantai bermanfaat bagi tubuh dan pikiran Anda. Berikut adalah beberapa fakta ilmiah yang menjelaskan mengapa pantai baik untuk kesehatan mental, simak rangkuman Liputan6.com, Jumat (1/2/2019)

1. Warnanya biru

Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh University of British Columbia, yang menganalisis efek warna biru dan merah pada 600 orang antara 2007 dan 2008.

Warna biru laut dan langit, yang terkait dengan ruang terbuka dan cakrawala luas, menginspirasi ketenteraman dan ketenangan.

Warna biru laut erat kaitannya dengan nuansa tenang dan damai. Terlebih suara deburan ombaknya ternyata mampu mengaktifkan sistem saraf, sehingga membuat kita lebih rileks. Hal inilah yang orang rindukan setelah menjalani hari-hari yang penuh tekanan.

Saat berada di pantai, kita cenderung merasa mengantuk. Tapi keesokan harinya, Anda akan memiliki jumlah energi yang luar biasa.

Alasannya adalah karena pergi ke pantai melepaskan hormon yang baik dalam tubuh seperti serotonin. Ini akan memberikan dorongan energi dan mendorong pemikiran positif.

2. Efek Bioklimat

Melihat Para Turis Berlibur di Pantai Kuta Bali
(AFP Photo/Sony Tunbelaka)

Ada cabang kedokteran yang disebut klimatoterapi yang mempelajari efek bioklimat yang berbeda pada tiap manusia.

Menurut sebuah penelitian oleh University of Milan, iklim kelautan, ditandai dengan peredaran udara dan radiasi ultraviolet yang kuat sepanjang tahun.

Hal ini sangat baik untuk saluran pernapasan, tetapi tidak cocok untuk mereka yang menderita sakit kepala karena tegang otot.

Bioklimat di daerah pantai bersifat sedatif, menenangkan, dan membantu memulihkan dari beberapa penyakit termasuk serangan jantung, alergi musiman dan bahkan sakit syaraf seperti depresi.

Jika Anda merasa selalu cemas, depresi, kunjungi pantai sesering yang Anda bisa. Sensasi pasir di kaki, air di kulit, dan suara debur ombak akan memicu ketenangan.

Jika Anda menderita insomnia, pantai mungkin apa yang Anda butuhkan untuk bisa tidur dengan nyenyak.

3. Ombak

Aksi Peselancar Dunia Taklukkan Ombak Pantai Utara O’ahu
(Brian Bielmann / AFP)

Suara ombak yang menenangkan dan pemandangan indah menawarkan ruang tersendiri di kepala Anda. Pantai dapat menjadi tempat yang sempurna bagi anda untuk menjernihkan pikiran dan menemukan gairah atau hobi baru anda.

Semua orang tahu bahwa suara laut adalah terapi untuk jiwa. Menurut William Dorfman, seorang profesor psikologi di Nova Southeastern University, suara ombak putih yang pecah di bebatuan membuat otak kita rileks dan merangsang produksi bahan kimia seperti serotonin dan dopamin yang terasa menengangkan di tubuh kita.

Udara di pantai sangat jauh dari ion negatif. Hal ini tidak hanya meningkatkan sistem kekebalan tubuh tapi juga membantu menyeimbangkan kadar serotonin.

Efeknya, mood Anda terasa lebih baik, tingkat stres berkurang, dan tidur lebih nyenyak.

4. Terhubung dengan Alam

Ilustrasi Pantai Thailand (iStock)
Ilustrasi Pantai Thailand (iStock)

Dengan berjalan tanpa alas kaki di atas pasir, seseorang dapat menciptakan koneksi yang baik dengan Bumi dan alamnya.

Selain itu, kaki memiliki banyak ujung saraf, itulah sebabnya berjalan jauh di pantai memiliki efek menguntungkan tidak hanya pada kaki tetapi pada seluruh tubuh.

Ketika berjalan di pinggir pantai, biasanya kaki akan tenggelam sedikit ke dalam pasir ketika berjalan di atas pasir yang cukup halus.

Kondisi ini memaksa anda untuk menggerakan lebih banyak energi agar kaki dapat terangkat kembali. Ternyata, melakukan gerakan seperti ini akan membakar lebih banyak kalori.

Pasir pantai merupakan exfoliator alami. Ini seperti scrub alami yang membersihkan kulit mati dan membuat kulit bernapas.

Selain itu, garam dan kalium klorida dalam air laut juga membantu penyembuhan ruam kulit serta memberikan nutrisi pada kulit.

5. Sinar matahari

Melihat Para Turis Berlibur di Pantai Kuta Bali
Dua turis berjemur di pantai Kuta di pulau pariwisata Indonesia di Bali (4/1). Sebelum menjadi objek wisata, Kuta merupakan sebuah pelabuhan dagang tempat produk lokal diperdagangkan kepada pembeli dari luar Bali. (AFP Photo/Sony Tunbelaka)

Sinar matahari dapat mengandung vitamin D yang membantu mencegah penyakit autoimun. Air laut juga mengandung mineral dan senyawa lain yang meningkatkan kekebalan tubuh dan membersihkan tubuh dari racun. Sinar matahari di pantai juga bagus untuk psoriasis.

Paparan sinar matahari selama kulit tetap terlindungi dengan tabir surya, benar-benar bermanfaat bagi tubuh manusia.

Sinar matahari yang terpapar pada kulit memicu produksi vitamin D yang meningkatkan penyerapan kalsium. Vitamin D sangat penting bagi manusia saat memasuki hari tua.

Tapi sekali lagi jangan lupa siapkan tabir surya untuk melindungi wajah dan tubuh dari paparan sinar matahari.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya