Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Telat Menstruasi Tak Berarti Hamil

Ada beberapa alasan siklus menstruasi datang terlambat.

oleh Yasmine diperbarui 08 Feb 2019, 23:00 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2019, 23:00 WIB
Kehamilan - test pack (iStock)
Apakah orgasme wanita memperbesar kemungkinan hamil? (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Siklus mentruasi yang tak sesuai jadwal tak selalu menandakan Anda sedang hamil. 

"Semua orang mengira mereka sedang hamil ketika menstruasi mereka terlambat," kata Wendy Goodall McDonald, MD dari Konsultasi Kesehatan Wanita di Chicago.

Sebenarnya, ada beberapa alasan mengapa siklus menstruasi datang terlmbat. Sebelum Anda pergi ke apotek untuk membeli alat tes kehamilan atau tes darah ada baiknya membaca artikel di bawah ini.

Laman Parents menjelaskan, ada beberapa faktor yang membuat siklus menstruasi mengalami keterlambatan.

1. Kontrasepsi

Anda mungkin berpikir jika menggunakan kontrasepsi akan menyebabkan lebih seringnya menstruasi. Namun, wanita yang menggunakan pil KB justru sebaliknya. Mereka justru tak akan mengalami siklus menstruasi 28 hari seperti wanita pada umumnya. 

Itu karena kontrasepsi ini menunda jumlah waktu antarperiode. "Ketika Anda terus minum pil aktif selama lebih dari 21 hari, biasanya lapisan rahim tetap stabil," kata George Patounakis, M.D., Ph.D., FACOG, spesialis kesuburan Progyny di Florida. "Begitu Anda minum pil yang tidak aktif, kadar hormon turun dan memicu menstruasi."

Jenis lain dari kontrasepsi hormonal seperti alat kontrasepsi (IUD) dan suntikan Depo-Provera juga dapat menyebabkan menstruasi yang terlambat dan tidak teratur. 

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

PCOS dan Stres

2. PCOS (Sindrom ovarium polikistik)

Selama siklus mentruasi normal, masing-masing ovarium mengembangkan kira-kira lima folikel, dan folikel-folikel itu bersaing untuk menjadi yang dominan yang akan melepaskan sel telur yang matang saat ovulasi. Wanita dengan PCOS sering memiliki folikel tambahan, yang membuat proses ini memakan waktu lebih lama dari biasanya. Tidak ada telur yang dikeluarkan berarti tidak ada menstruasi.

3. Stres

Bagaimana stres mempengaruhi siklus menstruasi sangat subyektif karena semua berdasarkan apa yang dianggap stres tergantung pada wanita itu, kata Dr. McDonald. Bergerak melintasi negeri atau berhadapan dengan situasi kerja yang menantang dapat membuang siklus satu wanita per minggu atau bahkan membuatnya tiba lebih awal, tetapi tidak berpengaruh pada wanita lain.

Stres dapat mengganggu hipotalamus, menyebabkan efek trickle down. "Gangguan emosi dapat memengaruhi wilayah otak yang mengendalikan kelenjar pituitari, yang mengatur hormon-hormon yang merangsang indung telur kita," jelas Dr. Vyas.

Berat badan dan perimenopause

4. Berat badan

Penurunan berat badan yang berlebihan lebih mungkin menyebabkan periode terlambat daripada kenaikan berat badan, meskipun peningkatan berat badan, ketika terkait dengan kondisi lain seperti PCOS, dapat memiliki efek yang sama.

"Indeks massa tubuh (BMI) di bawah 20 menciptakan mode kelaparan di otak," kata Dr. McDonald. "Itulah sebabnya beberapa atlet wanita yang benar-benar ramping tidak mengalami menstruasi — kekurangan berat badan menciptakan lingkungan yang anti-kehamilan."

Penurunan berat badan yang parah dan anoreksia dapat mematikan produksi hormon perangsang folikel (FSH) hipotalamus dan hormon luteinizing (LH) yang mengatur ovarium," tambah Dr. Vyas. 

5. Perimenopause

"Rata-rata wanita di AS mengalami menopause pada usia 51, tetapi banyak wanita mulai mengalami siklus menstruasi terlambat di usia 40-an," kata Dr. Vyas.

Jadi, alih-alih siklus menstruasi standar 28 hari, beberapa di antara wanita mengalami siklus menstruasi 36 atau 48 hari terpisah. "Jika Anda berusia di bawah 45 dan menstruasi Anda berhenti total, ada kemungkinan Anda mengalami menopause dini atau mengalami kegagalan ovarium prematur," tambahnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya