Ini Sebab Penumpang Pesawat Rentan Tuli Sementara

Faktor yang menyebabkan penumpang pesawat mudah sekali mengalami gangguan pendengaran dan budeg sementara.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 03 Mar 2019, 07:00 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2019, 07:00 WIB
Ilustrasi kabin pesawat
Ilustrasi kabin pesawat (Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Gangguan pendengaran kerap menimpa penumpang pesawat. Biasanya, kondisi yang paling sering terjadi, telinga mendadak tuli saat pesawat akan lepas landas, tapi akan kembali normal setelah turun dari pesawat.

Menurut dokter spesialis telinga, hidung, tenggorokan, bedah kepala, leher Rumah Sakit Pondok Indah - Bintaro Jaya, Hably Warganegara, tuli sementara yang menimpa penumpang disebabkan terjadinya perubahan pada tekanan yang mendadak saat pesawat akan lepas landas.

Pada kondisi tersebut, saluran eustachius telinga tertutup sehingga gendang telinga merah. Untuk kasus yang lebih parah, gendang telinga bisa pecah yang menyebabkan tuli permanen.

"Sebenarnya, bukan karena perjalanan yang lama, tapi proses take off dan landingnya," kata Hably di Jakarta belum lama ini.

 

Saat Pesawat Lepas Landas

Saat pesawat bersiap untuk lepas landas, lanjut Habib, saluran eustachius tertutup sehingga penumpang kehilangan fungsi pendengaran. Hanya saja ini terjadi sementara.

Guna mengurangi risiko tuli sementara itu, serta mengurangi risiko telinga sakit yang berisiko pada hilangnya pendengaran saat akan melakukan perjalanan, Hably mengimbau untuk mengunyah permen atau menenggak air.

Mengunyah permen dan minum air akan membantu menjaga saluran eustachius tetap terbuka sehingga gangguan pendengaran bisa diminimalisir.

"Biasanya lagi, risiko ini lebih mudah terjadi pada penumpang yang batuk pilek," katanya.

Hably pun menyarankan, bila ingin bepergian menggunakan pesawat dan kondisi sedang batuk pilek, langsung minum obat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya