Â
Liputan6.com, Jakarta Ibu hamil kebanyakan disarankan untuk menjauhi alkohol dan rokok untuk kesehatan dan keamanan bayinya. Bagaimana dengan ganja?
Baca Juga
Penggunaan narkoba seperti ganja masih menjadi pro dan kontra antara kaum ibu dan dokter akibat efek samping dari penggunaannya.
Advertisement
Dilansir dari situs What to Expect pada Sabtu, 28 Juni 2019, rupanya ada ibu hamil yang menggunakan ganja untuk mengatasi mual dan kegelisahan, apalagi di sejumlah negara yang telah melegalkannya. Dan setelah dilakukan penelitian, jumlah ibu hamil yang menggunakan ganja semakin meningkat.
Penelitian yang dipublikasikan oleh JAMA setelah mengamati 4.000 lebih wanita hamil dan 133.000 lebih wanita tidak hamil dengan usia 12 hingga 44 tahun, hasilnya cukup mengagetkan. Terjadi lonjakkan pengguna ganja dari 3.4 persen pada 2002 menjadi 7 persen pada 2017.
Ternyata, data tentang wanita hamil yang menggunakan ganja bukanlah hal yang baru. Pada 2017 JAMA menemukan bahwa penggunaan ganja meningkat di antara wanita hamil di California.
Â
Efek Samping
American College of Obstetricians and Gynecologist (ACOG) mengatakan bahwa wanita harus didorong untuk menghentikan penggunaan ganja karena dapat membawa gangguan perkembangan saraf pada ibu dan janin.
The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) juga mengatakan bahwa para peneliti belum cukup tahu pasti tentang efek ganja dalam kehamilan namun tetap dapat meningkatkan risiko bayi terhadap masalah perkembangan serta risiko memiliki masalah belajar atau perhatian di masa depan.
Dokter umumnya percaya bahwa ganja dapat berdampak pada bayi. Ganja dapat melintasi plasenta dan memasuki aliran darah janin, berbagi obat dan efeknya dengan bayi. Para ahli mengatakan akan lebih baik dengan bermain aman dan menghindari narkoba sama sekali.
Penulis: Febrianingsih Alamako
Advertisement