Heatstroke, Masih Jadi Ancaman Kesehatan Jemaah Haji di Tanah Suci

Suhu 46 derajat Celsius di Arab Saudi meningkatkan risiko jemaah haji terkena heatstroke bila tidak memperbanyak minum air putih.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 04 Jul 2019, 11:00 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2019, 11:00 WIB
Muhammad Ali/Liputan6.com
Cuaca panas hingga mencapai 41 derajat celcius membuat jemaah haji banyak minum (Muhammad Ali/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Suhu udara yang tinggi di Tanah Suci meningkatkan risiko jemaah haji terkena heatstroke. Salah satu cara mencegah terjadi heatstroke dengan memperbanyak minum air putih seperti disampaikan Kepala Pusat Kesehatan Haji, Kementerian Kesehatan RI, Eka Jusup Singka.

Heatstroke itu cara mencegahnya harus banyak minum air putih. Yang paling penting banyak minum, itu inshaAllah tidak heatstroke,” kata Eka di Gedung Kemenkes, Jakarta dikutip dari rilis Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes. 

Heatstroke terjadi karena tubuh kekurangan asupan air (kurang minum) lalu cairan tubuh menguap, keluar banyak keringat, sampai kandungan air dalam darah itu kering. Akibatnya, darah tidak mengalir sampai ke kepala sehingga terjadilah heatstroke.

“Jadi darah tidak jalan, tidak ada yang memompa sampai ke kepala. Kalau di Indonesia kasus heatstroke enggak ada, dokter di Indonesia enggak pernah lihat adanya heatstroke, tapi ada di sana (Arab Saudi),” ucapnya.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

Heatstroke Bisa Sebabkan Kematian

Jemaah umrah
Jemaah umrah mulai padati Tanah Suci. (www.haji.kemenag.go.id)

Akibat paling fatal dari heatstroke adalah meninggal dunia. Seseorang yang meninggal karena heatstroke dinamakan total organ failure, seperti gagal ginjal, gagal jantung, dan gagal otak.

Saat ini, kata Eka, suhu di Arab Saudi mencapai 46 derajat Celsius. Namun, bisa juga mencapai 50 derajat Celsius. Sehingga, upaya banyak minum air putih serta melindungi diri dari paparan sinar matahari diperlukan. 

“Kalau jemaah haji proaktif pakai payung, perbanyak minum air putih, enggak masalah,” ucap Eka.

Kasus heatstroke pada jemaah haji Indonesia pertama muncul pada 2015, namun hingga saat ini tidak ada kasus kematian.

Edukasi terus Kemenkes lakukan untuk mencegah heastroke. Sesampainya di Tanah Suci, Tim Promotif Preventif bakal menginformasikan cara mencegah heatstroke serta serangan penyakit lain selama menjalankan ibadah haji. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya