Tambahkan Kafein ke Protein Shake, Pria 21 Tahun Temui Ajal

Produk kafein yang digunakan Lachlan merupakan tipe kafein murni. Satu sendok teh bubuk kafein tersebut setara dengan kafein dalam 50 cangkir kopi.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 11 Jul 2019, 09:00 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2019, 09:00 WIB
Pantai Indah Kapuk Punya Kedai Milkshake Wajib Kunjung
Ternyata, Pantai Indah Kapuk punya kedai milkshake yang harus kamu coba, loh!

Liputan6.com, Jakarta - Asal mencampur bahan tertentu ke dalam minuman atau makanan bisa berdampak fatal bila tak memahami efek samping yang ditimbulkan dari campuran tersebut. Kisah seorang pemuda asal New South Wales, Australia bisa dijadikan contoh.

Lachlan Foote mengembuskan napas terakhir sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-22, tepatnya sehari setelah Tahun Baru 2018 lalu. Dia pingsan dan tak pernah sadarkan diri sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

Pria yang tengah merintis karier sebagai pemusik itu semula diduga meninggal akibat overdosis obat-obatan terlarang. Namun belakangan pihak keluarga mendapat kejelasan bahwa penyebab kematian Lachlan dikarenakan tambahan bubuk kafein pada protein shake-nya. Informasi itu didapat dari laporan koroner yang diterima keluarga.

Diketahui Lachlan mencampur protein shake yang akan diminumnya dengan satu sendok teh bubuk kafein. Hal itu membuatnya keracunan kafein.

Produk kafein yang digunakan Lachlan merupakan tipe kafein murni. Satu sendok teh bubuk kafein tersebut setara dengan kafein dalam 50 cangkir kopi.

"Rupanya Lachlan pulang setelah merayakan Malam Tahun Baru bersama teman-temannya dan membuat protein shake, tanpa sadar dia menambahka terlalu banyak bubuk kafein murni. Satu sendok teh saja pun berbahaya," ujar ayah Lachlan, Nigel, melansir laman New York Post.

Pihak keluarga meminta produk kafein tersebut untuk dilarang dijual di Australia. Namun, keluarga meyakini produk tersebut masih bisa dibeli secara daring oleh individu yang ingin membentuk tubuh dengan fitnes.

Kafein digunakan sebagai stimulan pada beberapa produk protein whey. Gunanya untuk membantu meningkatkan performa seseorang dalam berolahraga.

 

Kafein Murni

Produk kafein yang digunakan Lachlan merupakan tipe kafein murni. Satu sendok teh bubuk kafein tersebut setara dengan kafein dalam 50 cangkir kopi.

"Rupanya Lachlan pulang setelah merayakan Malam Tahun Baru bersama teman-temannya dan membuat protein shake, tanpa sadar dia menambahka terlalu banyak bubuk kafein murni. Satu sendok teh saja pun berbahaya," ujar ayah Lachlan, Nigel, melansir laman New York Post.

Pihak keluarga meminta produk kafein tersebut untuk dilarang dijual di Australia. Namun, keluarga meyakini produk tersebut masih bisa dibeli secara daring oleh individu yang ingin membentuk tubuh dengan fitnes.

Kafein digunakan sebagai stimulan pada beberapa produk protein whey. Gunanya untuk membantu meningkatkan performa seseorang dalam berolahraga.

Potensi berbahaya

Tak jelas dari mana Lachlan mendapat bubuk kafein teresebut. Namun, kematian Lachlan memicu keluarga untuk memberi peringatan pada masyarakat akan potensi bahaya dari bubuk protein murni.

"Kami menduga Lachlan mendapat bubuk kafein itu dari seorang teman atau rekan kerjanya. Mereka kemudian berbagi bubuk tersebut sehingga besar kemungkinan Lachlan tak sampat membaca label peringatan di wadah produk sehingga tak sadar akan potensi bahanya," jelas Nigel.

Menurut Nigel, putranya menyimpan bubuk kafein murni itu di dapur mereka. Hal itu tentu berbahaya karena bisa saja ada anggota keluarga yang keliru mengira bubuk tersebut sebagai tepung atau gula.

"Dugaan kami Lachlan tak menyadari potensi bahaya itu semakin kuat dengan fakta dia menaruh benda tersebut di dapur. Lachlan tak akan pernah menyimpannya di sana bila tahu itu bisa membahayakan keluarganya," Nigel kembali menjelaskan.

Bukti bahwa Lachlan memang keracunan bubuk protein murni juga tampak pada unggahan terakhirnya di grup Facebooknya. Malam itu Lachlan menulis pesan bahwa protein shakenya terasa tidak seperti biasanya, kali ini terasa lebih pahit.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya