Â
Liputan6.com, Jakarta - Saat ini beberapa di daerah Indonesia dilanda musim kemarau ekstrem. Cuacanya pun terasa sangat panas. Meski panas yang begitu terik dan menyengat, bukan berarti menurunkan semangat Anda untuk beraktivitas.
Baca Juga
Namun, bila Anda merasa panas-nya sudah terlalu berlebihan, ada baiknya buat mengerem aktivitas yang tengah Anda lakukan. Sebab, seperti dikutip dari situs Reader's Diggest pada Jumat, 19 Juli 2019, terlalu memaksakan diri berisiko mengalami heatstroke (kepanasan hebat). Suatu kondisi yang membuat suhu tubuh Anda mencapai 39 derajat celcius.Â
Advertisement
"Dengan heatstroke, tubuh mencoba menurunkan suhu internalnya dengan secara sistematis mematikan organ untuk melindungi jantung dan otak,"Â kata ahli jantung, Paula Montana De La Cadena.
Â
Tanda-Tanda Heat Stroke
Â
Heat stroke ditandai dengan kulit merah yang melepuh, pusing, mual, kebingungan, dan tak jarang berakhir dengan pingsan.
"Keadaan mental abnormal berupa kebingungan, disorientasi, gangguan penilaian, koordinasi motorik yang abnormal, kejang, atau kehilangan kesadaran terjadi ketika terkena sengatan panas," kata David Geier, ahli bedah ortopedi dan spesialis kedokteran olahraga.
Sebuah studi di Injury Epidemiology mengatakan ada 4.000 lebih pasien gawat darurat akibat heat stroke di Amerika. Pada kondisi yang amat serius bisa menyebabkan pasien harus menginap di rumah sakit.
Kelelahan akibat panas mungkin masih bisa diatasi dengan minum air dingin dan berteduh di tempat yang lebih dingin, sedangkan heat stroke tidak dapat dirawat di rumah.
"Heat stroke yang tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan serius pada otak, jantung, ginjal, otot hingga kematian jika pengobatan ditunda," ujar Paula.
Â
Advertisement
Tiga Kegiatan Yang Berisiko Terkena Heat Stroke
Â
Untuk mencegah banyaknya pasien akibat kondisi ini, Paula memperingatkan 3 hal yang dapat meningkatkan risikonya.
1. Olahraga
Berolahraga keras di cuaca panas dapat menyebabkan heat stroke. Hal ini dapat terjadi pada atlet yang berlatih di luar pada musim panas.
"Dalam olahraga, terutama sepak bola, kondisi ini biasanya terjadi ketika panas dan kelembaban berapa pada titik tertinggi dan para atlet belum menyesuaikan diri dengan kondisi ini," ujar David.
2. Bekerja di Luar Ruangan
Jika Anda bekerja di luar ruangan ketika musim panas, biasakan untuk beristirahat dan minum air dingin.
Bagi yang bekerja sebagai petani, memindahkan alat berat atau pekerjaan konstruksi berisiko mengalami dehidrasi, heat stroke, dan bahkan memengaruhi emosional sehingga mudah kesal.
3. Dehidrasi
Anak-anak atau orang tua berisiko mengalami dehidrasi dan juga terkena sengatan panas. Jika Anda didiagnosis menderita penyakit jantung atau hati, batasi kegiatan di tempat panas dan selalu siapkan air minum.
"Untuk kelompok-kelompok ini, proses dehidrasi terjadi jauh lebih cepat karena tindakan kompensasi tubuh terhadap panas tidak bekerja secara efisien,"Â Paula menekankan.
Penulis: Febrianingsih Alamako