Kualitas Udara di Lokasi Karhutla Membaik Seiring Hujan Buatan Turun

Kualitas udara di beberapa area yang alami kebakaran hutan dan lahan (karhutla) membaik berkat turunnya hujan buatan.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 04 Okt 2019, 19:00 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2019, 19:00 WIB
Kabut Asap
Operasi pemadaman karhutla proses hujan buatan sukses dilakukan di Riau dan Kalimantan Tengah pada Rabu (18/9/2019). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta Kualitas udara di beberapa area kebakaran hutan dan lahan (karhutla) semakin membaik seiring hujan buatan yang turun. Hujan buatan melalui operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) maupun hujan alami turun di sebagian besar wilayah Kalimantan dan Sumatera.

Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), adanya hujan buatan yang turun mengakibatkan banyak titik api padam. Kualitas udara juga sudah membaik.

"Data akumulasi hujan selama 24 jam dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan, seluruh wilayah di Kalimantan terjadi hujan yang mengakibatkan sebagian titik api padam. Jumlah titik api menurun drastis," ujar Agus dalam keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Jumat (4/10/2019).

Di Sumatera, hujan terjadi di sebagian wilayah Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan. Pantauan titik api Lapan pukul 16.00 Wib kemarin (3/10/2019) adalah Jambi 6 titik, Sumatera Selatan 12 titik, Kalimantan Tengah 20 titik, dan Kalimantan Selatan 12 titik. Riau dan Kalimantan Barat tidak terdeteksi titik panas.

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

Pantauan Kualitas Udara

Kebakaran Hutan
Bahan semai yang dibawa pesawat untuk modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan agar kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau tidak makin meluas. (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Pantauan kualitas udara BMKG berdasarkan konsentrasi partikulat PM10 pada pukul 16.00 Wib kemarin (3/10/2019) antara lain Pekanbaru 108 µgram per meter kubik (sedang), Jambi 49 µgram per meter kubik (baik), Sumatera Selatan 110 µgram per meter kubik (tidak sehat), Pontianak 17 µgram per meter kubik (baik), Palangkaraya 15 µgram per meter kubik (baik), Pangkalanbun 6 µgram per meter kubik (baik) serta Banjarmasin 62 µgram per meter kubik (sedang).

"Kondisi cuaca dan jarak pandang pada waktu yang sama secara umum, baik, berawan hingga hujan dengan jarak pandang lebih dari 5 km. Wilayah yang terdeteksi asap tipis masih berada di Riau dan Palembang dengan jarak pandang 5 km," Agus menerangkan.

Kondisi wilayah karhutla di Sumatera dan Kalimantan sudah membaik karena banyaknya air hujan buatan dan hujan alami yang turun.

Hirup Udara Sehat

Kebakaran Hutan
Satgas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mengucapkan syukur saat hujan deras turun di Jambi kemarin (23/9/2019). (Printscreen Video Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Kecenderungan titik panas yang turun harus terus dipertahankan sehingga masyarakat dapat menghirup udara sehat. Masyarakat pun kembali beraktivitas di luar rumah.

"Hujan yang turun secara optimal dapat dimanfaatkan untuk membasahi gambut dengan sekat kanal dan embung. Gambut perlu dikembalikan ke kodratnya, yaitu basah dan berair sehingga tidak mudah terbakar," Agus melanjutkan.

Selanjutnya, masyarakat perlu menyesuaikan usahanya dengan kodrat alami gambut tersebut, seperti menanam sagu, perikanan, peternakan atau usaha lain. Cara ini diharapkan kebakaran hutan di tahun-tahun mendatang depan dapat ditekan, bahkan tidak terjadi lagi.

"Dengan demikian, 'Kita jaga alam dan alam jaga kita," tutup Agus.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya