Awas, Merokok Tingkatkan Risiko Terkena Depresi dan Skizofrenia

Sebuah studi menemukan bahwa kebiasaan merokok juga menaikkan risiko depresi dan skizofrenia

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 08 Nov 2019, 09:00 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2019, 09:00 WIB
Merokok
Cara terbaik adalah dengan menghindari aktivitas yang memicu keinginan merokok. (Foto: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Merokok merupakan salah satu penyebab dari berbagai masalah kesehatan. Dan, baru-baru ini, sebuah studi mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut juga bisa menjadi salah satu faktor risiko masalah kejiwaan seperti depresi dan skizofrenia.

Dalam sebuah studi yang dilakukan para ilmuwan di University of Bristol, Inggris, terungkap bahwa para perokok dan anak-anak mereka lebih berisiko terkena depresi dan skizofrenia.

"Orang dengan masalah mental sering terabaikan dalam upaya kita untuk mengurangi prevalensi merokok, yang mengarah pada ketidaksetaraan kesehatan," kata penulis utama studi Robyn Wooton seperti dilansir dari New York Post pada Jumat (8/11/2019).

Wooton mengatakan, segala upaya untuk pencegahan inisasi merokok dan penghentian aktivitas tersebut haruslah dilakukan. Hal ini melihat konsekuensi kegiatan tersebut terhadap kesehatan fisik dan mental.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

Merokok Selama Kehamilan

Ilustrasi Asap Rokok Ibu Hamil (iStockphoto)
Ilustrasi Asap Rokok Ibu Hamil (iStockphoto)

Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Psychological Medicine, para peneliti mencoba menganalisis susunan genetik dari 462.690 orang keturunan Eropa dengan kemungkinan kelainan psikologis berdasarkan varian genetiknya. Kemudian, peneliti mencoba melihat siapa di antara orang-orang itu yang merupakan perokok.

Para peneliti menyatakan, meskipun pasien depresi dan skizofrenia kemungkinan akan memiliki kebiasaan merokok, hal tersebut juga bisa terjadi sebaliknya. Mereka yang sudah terbiasa mengisap rokok lebih rentan terkena masalah mental tersebut.

Walau begitu, ada beberapa sanggahan terhadap penelitian tersebut. Salah satunya adalah terkait penggunaan tembakau yang tidak mengubah otak dengan cara tersebut, meski memang, ada bukti bahwa kemungkinan merokok selama kehamilan bisa meningkatkan risiko skizofrenia pada anak.

"Yang mungkin kita lihat adalah bahwa ibu dari orang dengan skizofrenia, memiliki risiko genetik dari merokok selama kehamilan, sehingga dengan demikian, meningkatkan risiko skizofrenia pada anak-anak mereka," kata David Curtis, pensiunan konsultan psikiatri dan profesor kehormatan di University College London.

Sehingga, hal itu tentu saja meneruskan risiko genetik yang meningkat ke anak-anak yang timbul dari kebiasaan merokok.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya