Liputan6.com, Jakarta Para pakar kesehatan memperingatkan, wanita tidak meneteskan cairan panas penghilang rambut (hot wax) di vagina saat foreplay. Hot wax termasuki salah satu jenis waxing. Waxing untuk menghilangkan rambut di beberapa bagian tubuh, seperti ketiak, kaki, dan perut.
Upaya untuk meningkatkan kehidupan seks, pasangan kerap bereksperimen dengan "permainan suhu". Istilah ini demi menciptakan sensasi dingin atau panas di area intim. Bagi sebagian pasangan, meneteskan hot wax ke vagina.
Advertisement
"Pakar kesehatan mendesak pasangan untuk menghindari hot wax saat foreplay. Meskipun banyak pasangan yang menggunakan cairan panas untuk menghilangkan rambut, Anda harus selalu berhati-hati saat meneteskannya ke vulva atau secara internal," tegas Konsultan Ginekolog di MyHealthcare Clinic, Shree Datta, dikutip dari Daily Star, Rabu (13/11/2019).Â
Jika tetap nekat meneteskan hot wax selama foreplay, maka cairan panas penghilang rambut dapat membakar kulit yang sensitif. Ini mengakibatkan lecet dan ruam.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Risiko Kerusakan Jaringan
Shree menambahkan, hot wax tidak hanya mengakibatkan kulit terbakar, melainkan kerusakan jaringan.
"Foreplay dengan hot wax berisiko membakar kulit, kerusakan jaringan, ruam, borok dan lepuh, serta risiko infeksi," tambahnya.
Anda bisa berisiko mengembangkan infeksi jamur. Apalagi jenis hot wax, yang berasal dari lilin yang dipanaskan itu beraroma wangi. Hal ini dapat mengganggu pH alami vagina.
“Menggunakan produk beraroma apa pun bisa menimbulkan iritasi atau berpotensi mengganggu keseimbangan flora vagina. Bakteri vaginosis atau infeksi jamur bisa terjadi. Singkatnya, saya akan menyarankan, bermain dengan lilin hot wax saat foreplay tidak sebanding dengan risikonya."
Hot wax sangat cocok untuk waxing area sensitif atau rambut yang lebih tebal. Ketika lilin panas dibiarkan menempel pada kulit selama satu menit, panas akan membuka pori-pori dan folikel rambut yang memungkinkan rambut terangkat lebih mudah.
Advertisement