Ada Manfaat Tak Terduga di Balik Cegukan pada Bayi

Tak perlu khawatir berlebihan bila bayi cegukan, hal ini ternyata berpengaruh terhadap perkembangan otaknya.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Nov 2019, 10:00 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2019, 10:00 WIB
Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta Cegukan yang terjadi pada bayi sering membuat orangtua khawatir. Apalagi jika berlangsung dalam jangka waktu belasan menit.

Sesungguhnya, terdapat manfaat tersembunyi dari cegukan pada bayi. Dilansir dari Medical Daily, peneliti menemukan manfaat kesehatan yang tak terduga dari cegukan.

Saat masih berada di dalam kandungan ibu, janin sebenarnya cegukan. Bahkan, diperkirakan bahwa bayi yang lahir prematur menghabiskan satu persen waktu mereka cegukan atau sekitar 15 menit setiap hari.

Penelitian terbaru yang dipublikasikan pada jurnal Clinical Neurophysiology ini menunjukkan bahwa cegukan mendukung perkembangan otak pada bayi baru lahir. Hal ini memicu aliran sinyal otak yang bisa membantu bayi mempelajari mengenai bernapas.

"Alasan mengapa kita cegukan masih belum jelas sepenuhnya, namun terdapat alasan perkembangan, karena cegukan janin dan bayi baru lahir begitu sering," terang Kimberley Whitehead, peneliti dari University College London.

 


Manfaat cegukan

Peneliti menganalisis aktivitas otak pada 13 bayi baru lahir. Tim peneliti menggunakan electroencephalography (EEG) untuk mempelajari otak dari masing-masing bayi dan meletakkan sensor gerakan pada torso untuk merekam cegukan.

Peneliti menemukan bahwa cegukan menimbulkan kontraksi pada otot diafragma. Perubahan fisik ini memicu gelombang otak pada korteks otak.

Rangkaian cegukan menyebabkan sinyal otak yang besar di otak. Mereka kemudian menghubungkan antara suara cegukan dengan perasaan kontraksi otot diafragma.

"Hasil aktivitas dari cegukan ini mungkin membantu otak bayi mempelajari bagaimana memonitor otot pernapasan sehingga bisa dikontrol dengan cara menggerakkan diafragma naik dan turun," jelas Lorenzo Fabrizi, peneliti dari University College London.

"Ketika kita lahir, sirkuit yang memproses sensasi tubuh belum tumbuh sepenuhnya, sehingga pembentukkan dari jaringan tersebut merupakan tahap perkembangan yang krusial bagi bayi baru lahir," sambungnya.

 

 

Penulis: Rizky Wahyu Permana/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya