Menko PMK Soroti Kesehatan Ibu Hamil untuk Cegah Stunting

Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan bahwa ibu punya peran penting menentukan kesehatan anak di 1000 hari pertama dan mengatasi stunting

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 20 Feb 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2020, 17:00 WIB
Melihat Kondisi Anak-Anak Kurang gizi di Pandeglang
Anak balita menangis saat ditimbang di Puskesmas, Kaduhejo, Pandeglang (14/9). Dengan puluhan penduduk mengalami gizi kurang, gizi buruk dan beberapa anak sudah divonis stunting, ini menjadi gambaran bagaimana sulitnya mencegah stunting. (Foto:Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyoroti pentingnya kesehatan ibu hamil dan 1000 hari kehidupan terhadap pencegahan stunting.

"Stunting kan sebetulnya paling kritis pada 1000 hari awal kehidupan ini," kata Muhadjir dalam sambutannya di Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2020 di Kemayoran, Jakarta pada Rabu kemarin, ditulis Kamis (20/2/2020).

Maka dari itu, ibu punya peran yang sangat penting di sini. Muhadjir mengatakan, yang harus dilakukan oleh ibu adalah memiliki kehamilan yang bertanggung jawab 1000 hari kehidupan juga termasuk pemberian ASI (Air Susu Ibu) selama dua tahun.

Muhadjir mengatakan bahwa pemberian ASI untuk seorang anak wajib dilakukan oleh seorang ibu. Menurutnya, ini juga sesuai dengan ajaran agama serta telah dibuktikan manfaatnya dari sisi medis.

"Makanya ibu itulah kunci," kata Muhadjir menegaskan. "1000 hari kehidupan ini yang saya kira kita sepakat, menentukan masa depan anak-anak itu."

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

Target Eliminasi Stunting di 2045

Muhadjir Effendy
Menko PMK Muhadjir Effendy saat membuka acara Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) Tahun 2020 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (19/2/2020). (Dok Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan)

Muhadjir mengungkapkan bahwa berdasarkan penelitian Bank Dunia menyatakan 54 persen dari sekitar 136 juta angkatan kerja Indonesia adalah mantan stunting.

"Inilah kenapa SDM (Sumber Daya Manusia) kita rendah kualitasnya, karena 54 persen mantan stunting," kata Muhadjir.

Maka dari itu, dia menegaskan bahwa target pemerintah adalah melakukan eliminasi stunting sejak seseorang berada di masa kehamilan. Apabila itu terjadi, maka di tahun tersebut, SDM Indonesia akan memiliki keunggulan dan daya saing di tahun 2045.

"Jadi memang pak presiden betul sekali, kenapa stunting, stunting, stunting. Ini faktor yang menentukan pada 2045 yang akan datang."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya