Liputan6.com, Jakarta Lockdown yang diberlakukan di India akibat COVID-19 sejak beberapa pekan lalu membuat banyak warga terdampak. Salah satunya adalah Jamalo Madkam, gadis ini meninggal usai berjalan kaki berhari-hari demi bisa pulang ke rumahnya.
Gadis 12 tahun ini sebelumnya bekerja selama dua bulan di sebuah pertanian cabai di Telangana bersama beberapa kerabat dan teman-temannya.
Baca Juga
Paspampres Prabowo Bergaya Mirip Thomas Shelby Saat di Inggris Tuai Pujian dan Singgung Peran Didit Hediprasetyo
Megawati Sampaikan Sikap PDIP soal Hasil Pilkada 2024: Jaga Suara dan Kumpulkan Bukti Intimidasi Aparatur Negara
Link Live Streaming Liga Champions Liverpool vs Real Madrid, Kamis 28 November 2024 Pukul 03.00 WIB di Vidio
Namun COVID-19 membuat dia kehilangan pekerjaan. Akhirnya, di tengah lockdown yang berlaku, Jamalo bersama 13 orang lainnya, memutuskan kembali ke rumahnya di Aded, distrik Bijapur Chhattisgarh.
Advertisement
Dilaporkan oleh The Indian Express, dikutip Jumat (24/2/2020), usai berjalan lebih dari tiga hari, Jamalo meninggal pada 18 April lalu.
"Gadis itu diduga meninggal karena ketidakseimbangan elektrolit dan kelelahan, karena kelompok itu telah berjalan tiga hari. Mereka berjalan melalui hutan dan di satu tempat, dia juga terjatuh," kata petugas medis di distrik Bijapur, Dr. B. R. Pujari.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Terdampak Lockdown
Kedua orangtua Jamalo hanya bertahan hidup dari hasil produksi hutan yang mereka kumpulkan. Sehingga, Jamalo harus mencari uang dengan pergi ke Telangana.
"Dia pergi ke Telanganan dengan beberapa wanita dari desa," kata ayah Jamalo, Andoram.
Dilaporkan, banyak warga Chhattisgarh yang pergi setiap tahun untuk menjadi pemetik cabai di Telangana. Namun adanya lockdown membuat banyak dari mereka kehilangan pekerjaan sehingga harus meninggalkan tempat itu.
"Mereka memutuskan untuk kembali setelah menyadari bahwa lockdown diperpanjang dan mereka tidak akan mendapatkan pekerjaan apa pun," Andoram menambahkan.
Advertisement
Meninggal Sebelum Tiba di Rumah
Jamalo dikabarkan meninggal pada 18 April pukul 8 pagi ketika mereka berada di perbatasan distrik Bijapur. Namun, kelompok perjalanannya tak bisa mengabarkan keluarga gadis itu karena baterai ponselnya habis.
Keluarga baru diberitahu usai mereka berhasil meminjam telepon salah seorang penduduk di desa Bhandarpal. Warga setempat juga melaporkan kejadian itu pada polisi.
Pujari mengatakan bahwa awalnya mereka mengira Jamalo meninggal karena COVID-19, apalagi sudah ada sekitar 872 kasus positif di Telangana. Namun, hasil tes menunjukkan dia negatif virus corona.
Awal pekan ini, Chief Minister Bhupesh Baghel mengatakan pemerintah setempat memberikan bantuan sebanyak 100 ribu rupee atau sekitar 20,4 juta rupiah ke keluarga Jamalo.