Terdampak Lockdown, Gadis India Meninggal Usai Berjalan Kaki Lebih dari 3 Hari

Seorang gadis 12 tahun di India meninggal dunia usai berjalan pulang sejauh 100 kilometer karena kehilangan pekerjaan akibat lockdown

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 25 Apr 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2020, 13:00 WIB
Grafiti Betebaran di Jalan Demi Tingkatkan Kepedulian soal COVId-19
Pengendara motor melewati melewati grafiti virus corona yang dilukis di jalan selama penerapan lockdown nasional di Chennai, India, Senin (13/4/2020). Grafiti itu dibuat untuk meningkatkan kesadaran warga yang keluyuran keluar rumah saat lockdown karena pandemi virus corona. (Arun SANKAR/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Lockdown yang diberlakukan di India akibat COVID-19 sejak beberapa pekan lalu membuat banyak warga terdampak. Salah satunya adalah Jamalo Madkam, gadis ini meninggal usai berjalan kaki berhari-hari demi bisa pulang ke rumahnya.

Gadis 12 tahun ini sebelumnya bekerja selama dua bulan di sebuah pertanian cabai di Telangana bersama beberapa kerabat dan teman-temannya.

Namun COVID-19 membuat dia kehilangan pekerjaan. Akhirnya, di tengah lockdown yang berlaku, Jamalo bersama 13 orang lainnya, memutuskan kembali ke rumahnya di Aded, distrik Bijapur Chhattisgarh.

Dilaporkan oleh The Indian Express, dikutip Jumat (24/2/2020), usai berjalan lebih dari tiga hari, Jamalo meninggal pada 18 April lalu.

"Gadis itu diduga meninggal karena ketidakseimbangan elektrolit dan kelelahan, karena kelompok itu telah berjalan tiga hari. Mereka berjalan melalui hutan dan di satu tempat, dia juga terjatuh," kata petugas medis di distrik Bijapur, Dr. B. R. Pujari.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

Terdampak Lockdown

Pekerja Urban India Mudik
Pekerja migran dan anggota keluarga mereka menyerbu terminal bus Anand Vihar untuk pulang kampung selama pemberlakukan lockdown di New Delhi, Sabtu (28/3/2020). Ribuan orang meninggalkan New Delhi setelah pemerintah India memberlakukan lockdown untuk mencegah penyebaran COVID-19. (Bhuvan BAGGA/AFP)

Kedua orangtua Jamalo hanya bertahan hidup dari hasil produksi hutan yang mereka kumpulkan. Sehingga, Jamalo harus mencari uang dengan pergi ke Telangana.

"Dia pergi ke Telanganan dengan beberapa wanita dari desa," kata ayah Jamalo, Andoram.

Dilaporkan, banyak warga Chhattisgarh yang pergi setiap tahun untuk menjadi pemetik cabai di Telangana. Namun adanya lockdown membuat banyak dari mereka kehilangan pekerjaan sehingga harus meninggalkan tempat itu.

"Mereka memutuskan untuk kembali setelah menyadari bahwa lockdown diperpanjang dan mereka tidak akan mendapatkan pekerjaan apa pun," Andoram menambahkan.

Meninggal Sebelum Tiba di Rumah

Penampakan Grafiti Virus Corona untuk Tingkatkan Kesadaran Masyarakat India
Petugas kepolisian India berdiri disamping grafiti yang mengilustrasikan virus corona di Bangalore (3/4/2020). Grafiti tersebut dibuat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar mematuhi lockdown yang diberlakukan pemerintah India sebagai langkah pencegahan COVID-19. (Xinhua/Stringer)

Jamalo dikabarkan meninggal pada 18 April pukul 8 pagi ketika mereka berada di perbatasan distrik Bijapur. Namun, kelompok perjalanannya tak bisa mengabarkan keluarga gadis itu karena baterai ponselnya habis.

Keluarga baru diberitahu usai mereka berhasil meminjam telepon salah seorang penduduk di desa Bhandarpal. Warga setempat juga melaporkan kejadian itu pada polisi.

Pujari mengatakan bahwa awalnya mereka mengira Jamalo meninggal karena COVID-19, apalagi sudah ada sekitar 872 kasus positif di Telangana. Namun, hasil tes menunjukkan dia negatif virus corona.

Awal pekan ini, Chief Minister Bhupesh Baghel mengatakan pemerintah setempat memberikan bantuan sebanyak 100 ribu rupee atau sekitar 20,4 juta rupiah ke keluarga Jamalo.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya