3 Tantangan Atasi Kasus DBD di Masa Pandemi COVID-19

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M. Epid menyebut ada 3 tantangan dalam upaya memberantas Demam Berdarah Dengue (DBD) di masa pandemi COVID-19.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 22 Jun 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2020, 15:00 WIB
FOTO: Mengantisipasi DBD Selama Pandemi Corona COVID-19
Petugas melakukan fogging nyamuk demam berdarah dengue (DBD) di kampung pemulung Pancoran, Jakarta, Rabu (22/2/2020). Pemerintah mengimbau warga mengantisipasi penyebaran DBD saat musim pancaroba pada April hingga Mei lantaran saat ini terjadi pandemi virus corona COVID-19. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M. Epid menyebut ada tiga tantangan dalam upaya memberantas Demam Berdarah Dengue (DBD) di masa pandemi COVID-19.

 “Sejak pandemi COVID-19 ini untuk upaya pengendalian DBD kita sebenarnya punya tiga tantangan,” ujar Siti dalam konferensi pers BNPB, Senin (22/6/2020).

Menurutnya, yang pertama adalah kegiatan juru pemantau jentik (jumantik) yang tidak optimal selama masa pandemi.

“Yang kedua tentunya karena bangunan-bangunan ataupun banyak hotel, sekolah, mushola,  dan tempat ibadah yang ditinggalkan saat berlakunya kegiatan belajar di rumah atau kerja dari rumah.”

Tantangan ketiga adalah masyarakat yang kebanyakan berada di rumah tidak melakukan pemberantasan sarang nyamuk di rumahnya.

“Di masa normal baru kita harus pastikan selain melaksanakan protokol pencegahan COVID-19 kita juga melakukan pemberantasan sarang nyamuk di sekolah, rumah ibadah, dan hotel.”  

 

Simak Video Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya