3 Tips agar Anak Tak Jenuh Selama Pandemi COVID-19

Kondisi sekarang membuat sebagian anak tak bisa ke sekolah dan bermain dengan bebas bersama teman-temannya. Ini cara agar dia tidak jenuh.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Jul 2020, 06:00 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2020, 06:00 WIB
anak bahagia
ilustrasi anak tersenyum/Photo by Nghĩa Phạm from Pexels

Liputan6.com, Jakarta Pandemi COVID-19 membuat perubahan besar dalam kehidupan, termasuk terbatas keluar rumah dan lebih banyak di rumah saja. Bagi anak, hal ini tentu tidak mudah.

Kondisi sekarang membuat sebagian anak tak bisa ke sekolah dan bermain dengan bebas bersama teman-temannya. Tentu akan membuat anak merasa sangat jenuh bahkan stres.

"Anak tak akan bilang bahwa dirinya stres. Biasanya ia akan bilang, kalau nanti tak ada corona adik/ kakak mau main ke mal atau playground dan hal itu diungkapkannya berulang," kata terapis anak asal Kanada, Katie MacDonald.

Bisa jadi, anak juga malas melakukan apapun karena tak ada hal yang memotivasinya. Bisa juga, rasa jenuh diekspresikan dengan sering marah seperti disampaikan Katie mengutip Todays Parent.

Satu hal yang perlu diingat bahwa anak-anak sering mengalami kesulitan mengekspresikan perasaannya. Mereka tidak tahu bagaimana mengatakannya saat sedang jenuh, sedih atau kesal. Untuk itu orangtua harus lebih peka terhadap perubahan sikap anak dan menjaga kesehatan mentalnya.

Tiga hal berikut bisa dilakukan agar kesehatan mental anak tetap terjaga.

Jadi contoh

Anak-anak menjadikan orangtua mereka sebagai barometer untuk memahami seberapa takut atau seberapa cemas atau stres yang dirasakan. Mulailah dengan berpikir dan bersikap positif.

Jika memang merasa cemas, tak perlu ragu untuk mengungkapkannya pada anak. Hal ini juga untuk mengajarkan bagaimana mengungkapkan perasaan mereka. Tak perlu membuat target yang muluk, bisa tidur nyenyak dalam kondisi sekarang adalah sesuatu yang sangat berharga.

 

Saksikan juga video menarik berikut

Tanyakan ke Anak

Kegagalan Adalah Proses Hidup
Ilustrasi Orangtua dan Anak Credit: pexels.com/pixabay

Tetap terhubung dengan anak

Pastikan komunikasi berjalan dengan baik. Bertanya apa yang disukai/tidak disukainya, menanyakan ingin makan apa, atau ada ide permainan yang bisa dilakukan. Hal ini membuat anak tetap merasa hangat dan tak sendirian. Ini adalah kesempatan yang baik untuk menormalkan perasaan cemas atau sedih.

Jangan langsung cari solusi

Mencari hiburan untuk menutup perasaan dengan mainan baru, makanan atau tontonan memang bisa dilakukan. Tapi jangan langsung mencari solusi untuk menutupi perasaan cemas anak. Biarkan si Kecil mengeluarkan perasaan sedih dan cemasnya, ini akan sangat baik bagi kesehatan mentalnya. Baru kemudian tawarkan sesuatu yang bisa menghiburnya, pastikan dulu perasaan negatifnya dikeluarkan dengan baik.

Penulis: Mutia Nugraheni/Dream.co.id

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya