Alasan Hasil Studi Awal Vaksin Merah Putih Belum Dirilis ke Jurnal Ilmiah

Studi pengembangan vaksin Merah Putih saat ini masih terlalu sedikit untuk dipublikasikan ke jurnal ilmiah.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 04 Sep 2020, 12:00 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2020, 12:00 WIB
Virus Corona COVID-19 dari Mikroskop
Gambar menggunakan mikroskop elektron yang tak bertanggal pada Februari 2020 menunjukkan virus corona SARS-CoV-2 (kuning) muncul dari permukaan sel (biru/pink) yang dikultur di laboratorium. Sampel virus dan sel diambil dari seorang pasien yang terinfeksi COVID-19. (NIAID-RML via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman mengungkapkan untuk saat ini, hasil studi mengenai vaksin Merah Putih yang mereka kembangkan untuk melawan COVID-19 belum dipublikasikan.

Walau begitu, mereka menegaskan bahwa hasil studi vaksin Merah Putih nantinya akan dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) dan dirilis dalam jurnal ilmiah.

"Memang saat ini belum didaftarkan (ke WHO)," kata R. Tedjo Sasmono, peneliti LBM Eijkman dalam konferensi pers virtual pada Kamis, 3 September 2020.

Tedjo menyebut, secara umum suatu vaksin baru didaftarkan apabila telah melewati tahap pra-klinis dan uji klinis.

"Biasanya pendaftaran itu ketika sudah ada proof of concept, vaksinnya sudah di pra-klinis bahkan uji klinis. Jadi kami memproyeksikan ketika kami siap untuk vaksin sudah terkarakterisasi dengan bagus akan kami daftarkan," Tedjo menjelaskan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini


Akan Publikasikan Apa pun Hasilnya

Petugas mengoperasikan mesin uji spesimen COBAS 6800 untuk memeriksa sampel COVID-19 (Tangkapan Layar konferensi pers daring LBM Eijkman)
Petugas mengoperasikan mesin uji spesimen COBAS 6800 untuk memeriksa sampel COVID-19 (Tangkapan Layar konferensi pers daring LBM Eijkman)

Ia menegaskan bahwa nantinya hasil studi vaksin Merah Putih akan diterbitkan dalam publikasi ilmiah.

Publikasi ilmiah internasional sendiri merupakan salah satu ukuran bahwa riset yang mereka lakukan berkualitas dan memiliki data yang solid.

"Kami pasti akan mempublikasikan apa pun yang kami dapat," kata Tedjo.

Namun, untuk saat ini, data yang mereka himpun dari pengembangan vaksin masih terlalu sedikit untuk dipublikasikan,"Kami akan membuat publikasi di jurnal yang bereputasi, tentu saja internasional, tentu saja setelah data terkumpul."

"Bisa saja saat ini kami publikasi tapi tentu saja itu akan menjadi jurnal yang kualitas rendah karena datanya terlalu sedikit," Tedjo melanjutkan.

Tedjo, mengatakan, kemungkinan, apabila tahun depan mereka siap untuk melakukan uji klinis hasil studi awal dari vaksin Merah Putih akan dipublikasikan lewat jurnal ilmiah atau melalui seminar atau media ilmiah lainnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya