Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta agar masyarakat tidak menggunakan masker berjenis scuba atau buff karena tidak terlalu efektif melindungi diri dari COVID-19.
Namun, bagaimana jika masker scuba atau buff digunakan dua lapis atau bahkan lebih?
Baca Juga
Menurut Pratiwi Pujilestari Sudarmono, ahli mikrobiologi dari Universitas Indonesia, cara itu mungkin saja dilakukan. Hanya saja, dibutuhkan berlapis-lapis masker scuba agar membuatnya lebih tebal.
Advertisement
Pratiwi menjelaskan masker scuba sendiri umumnya memiliki kerapatan yang kurang.
"Kalau mau (bisa) rangkap tiga, empat, atau lima, beberapa (lapis). Kalau masker medis waktu kita lihat cara mereka membuat itu kan lapisannya dilapis, dilapis, dilapis sampai berkali-kali," kata Pratiwi saat dihubungi oleh Health Liputan6.com pada Kamis (24/9/2020).
Namun, penggunaan masker scuba yang berlapis-lapis semacam ini malah akan menambah rasa tidak nyaman saat memakainya.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Sarankan Pakai Masker Kain 3 Lapis
Pratiwi menjelaskan, untuk mencoba apakah sebuah masker efektif atau tidak, bisa menggunakan cara sederhana yaitu meniup lilin atau korek api sambil menggunakan masker.
"Selama meniup dan lilinnya masih bisa mati berarti dia masih bolong udaranya. Padahal kerapatannya harus kurang dari 0,1 mikron kalau mau menahan virus atau kalau masker kain paling-paling 0,3 mikron."
"Kalau masker yang N95 misalnya itu sampai 0,1 mikron," Pratiwi menambahkan.
Namun, ia menegaskan bahwa masker N95 hanya diperuntukkan tenaga medis karena pembuatannya yang khusus.
Terkait hal tersebut Pratiwi pun mengatakan bahwa masker kain tiga lapis pun lebih disarankan untuk digunakan oleh masyarakat.
"Daripada merangkap itu (masker scuba atau buff) mendingan pakai masker kain tiga lapis," katanya.
Ia menambahkan, saat ini sudah banyak masker kain yang harganya lebih murah ketimbang masker berjenis scuba. "Jadi pakai kain saja tiga lapis, itu sudah cukup."
Advertisement