Liputan6.com, Jakarta "Ah sudah vaksin campak tapi tetap aja tuh anak tetangga sebelah kena," begitu salah satu ungkapan sebagian orangtua yang enggan mengimunisasi anaknya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Hubungan Masyarakat Ikatan Dokter Anak Indonesia Hartono Gunadi mengatakan bahwa memang benar anak masih bisa terkena campak.
Baca Juga
"Kalau pun kena campak, penyakitnya jauh lebih ringan daripada yang tidak diimunisasi," kata Gunadi dalam diskusi di Forum Merdeka Barat 9 ditulis Senin (5/10/2020).
Advertisement
Gunadi menjelaskan pada anak yang divaksin campak pertama akan memiliki kekebalan 85 persen. Misalnya ada 100 anak yang diimunisasi, yang memiliki kekebalan ada 85 anak, sementara yang 15 lagi perlu imunisasi campak yang kedua untuk mendapatkan kekebalan yang optimal. Maka dari itu, perlu mendapatkan imunisasi campak secara lengkap.
"Dengan imunisasi, penyakit yang dideritanya jauh lebih ringan," tekan Gunadi lagi.Â
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Tidak Divaksin Campak, Bisa Sebabkan Komplikasi Serius
Campak merupakan penyakit infeksi serius yang sangat menular. Mengutip laman resmi IDAI, penyakit ini ditularkan melalui udara (airborne).
Campak dapat menjadi masalah serius untuk semua kelompok umur. Akan tetapi anak berusia di bawah 5 tahun dan dewasa lebih dari 20 tahun lebih sering mengalami komplikasi. Komplikasi yang sering terjadi adalah infeksi telinga yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran, serta diare (1 dari 10 anak).
Beberapa dapat mengalami komplikasi berat berupa pneumonia (1 dari 20 anak) yang merupakan penyebab kematian tersering pada campak, dan ensefalitis (1 dari 1000 anak) yang dapat berakhir dengan kematian. Setiap 1000 anak yang menderita campak, 1 atau 2 diantaranya meninggal dunia.
Advertisement