Uji Vaksin COVID-19 Johnson & Johnson Disetop Sementara

Sebelumnya, penghentian sementara dari uji klinis kandidat vaksin COVID-19 juga terjadi pada studi yang dilakukan oleh Oxford University dan AstraZeneca

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 13 Okt 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2020, 19:00 WIB
Banner Infografis 180 Juta Warga Indonesia Target Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Banner Infografis 180 Juta Warga Indonesia Target Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta Perusahaan Amerika Serikat (AS) Johnson & Johnson (J&J) menyatakan pada Senin waktu setempat bahwa mereka menghentikan sementara uji coba vaksin COVID-19 yang mereka kembangkan, setelah seorang sukarelawan jatuh sakit.

Dikutip dari Business Insider pada Selasa (13/10/2020), J&J mengatakan bahwa dewan independen dan tim medis perusahaan tengah meninjau penyakit yang dialami sukarelawan vaksin COVID-19 tersebut.

"Kami telah menghentikan sementara pemberian dosis lebih lanjut dalam semua uji klinis kandidat vaksin COVID-19," kata mereka dikutip dari The Guardian.

Namun, dalam pernyataannya pada Stat News, perusahaan menolak untuk mengungkapkan lebih banyak informasi mengenai penyakit yang dialami pasien dengan alasan privasi.

"Kita harus menghormati privasi peserta ini," kata perusahaan tersebut dalam pernyataannya. "Kami juga mempelajari lebih lanjut tentang penyakit peserta ini, dan penting untuk mengetahui semua faktanya sebelum kami membagikan informasi tambahan.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini


Hal yang Mungkin Terjadi dalam Uji Klinis

Banner Vaksin Covid-19
Banner Vaksin Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)

Mereka menambahkan, kejadian buruk seperti penyakit, kecelakaan, dan hasil medis tak baik lainnya, merupakan bagian yang mungkin terjadi dari sebuah uji klinis.

J&J juga mengatakan bahwa dalam kasus semacam ini "tidak selalu langsung terlihat" apakah peserta yang mengalami kondisi buruk menerima vaksin studi atau plasebo.

Sebelumnya pada September lalu, uji vaksin COVID-19 oleh AstraZeneca dan Oxford University dihentikan untuk kedua kalinya setelah adanya temuan reaksi merugikan pada pasien. Namun sepekan kemudian, uji vaksin dilanjutkan di Inggris dan di negara lain.

Uji coba vaksin J&J menjadi satu dari empat uji coba vaksin COVID-19 paling terdepan yaitu sampai di tahap ketiga, serta satu dari enam vaksin virus corona yang diuji di AS.

Perusahaan yang telah mencapai uji tahap akhir vaksin COVID-19 di AS adalah Pfizer dan Moderna dan diharapkan akan membuahkan hasil akhir tahun ini. Namun berbeda dengan keduanya yang membutuhkan dua dosis vaksin, produk yang dikembangkan J&J hanya membutuhkan satu dosis.

J&J sendiri mulai merekrut sukarelawan untuk studi fase tiga pada 23 September lalu. Para peneliti berencana melibatkan 60 ribu peserta di AS dan negara lainnya. Belum diketahui berapa lama penundaan ini akan berlangsung.


Infografis Menguji Calon Vaksin Covid-19 Sinovac

Infografis Menguji Calon Vaksin Covid-19 Sinovac. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Menguji Calon Vaksin Covid-19 Sinovac. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya