Liputan6.com, Jakarta Organisasi Pangan Dunia (Food and Agriculture Organization/FAO) memprediksi 132 juta orang akan menderita kelaparan sampai akhir tahun 2020 akibat resesi ekonomi. Resesi ekonomi ini sebagai dampak dari pandemi COVID-19 yang melanda di berbagai negara.
Sebelum pandemi COVID-19, lebih dari dua miliar orang di dunia tidak memiliki akses yang tetap untuk mendapatkan makanan yang aman dan bergizi. Hampir 700 juta orang tidur dalam keadaan lapar. Sistem pangan dan pertanian global pun tidak berjalan seimbang.
Advertisement
“Kita membutuhkan inovasi dan kemitraan yang kuat. Setiap orang memiliki peran, dari pemerintah, swasta hingga individu untuk memastikan makanan sehat dan bergizi tersedia untuk semua,” kata Perwakilan FAO di Indonesia Victor Mol saat peringatan Hari Pangan Sedunia 2020, ditulis Minggu (18/10/2020).
Dunia mampu memproduksi makanan yang cukup, namun hal itu saja tidak cukup. Sampai hari ini, kelaparan masih terjadi.
Angka kegemukan cukup tinggi, lingkungan rusak, pemborosan makanan cukup marak, serta kurangnya proteksi pekerja sepanjang rantai pangan merupakan ironi di tengah kemampuan memproduksi pangan yang cukup.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Kecukupan dan Keamanan Pangan
Pandemi COVID-19 menambah kekhawatiran baru di area pangan dan pertanian. Namun, situasi ini memberikan kesempatan untuk membangun kembali sistem pangan dan pertanian.
Sebagaimana tema Hari Pangan Sedunia tahun 2020, Tumbuhkan, Pelihara, Lestarikan Bersama. Tindakan kita adalah Masa Depan kita” menyerukan membangun kembali dengan sistem pangan yang lebih baik dan pertanian yang tangguh dan kuat.
Bertepatan dengan Hari Pangan Sedunia, FAO genap berusia 75 tahun. FAO berdiri pada 16 Oktober 1945, beberapa hari sebelum Perserikatan Bangsa-Bangsa didirikan.
Tugas FAO untuk membangun pertanian dan menyediakan makanan yang cukup dan bergizi bagi semua orang. Kehancuran masif perang Dunia II menimbulkan jutaan korban meninggal dunia, baik perang maupun kelaparan merupakan latar belakang berdirinya FAO.
“FAO lahir di tengah bencana. Situasi saat pandemi COVID-19 ini semakin menjelaskan bahwa misi FAO hari ini tak berubah sejak FAO berdiri 75 tahun lalu," tegas Victor dari keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com.
"Pandemi COVID-19 mengingatkan kita bahwa kecukupan dan keamanan pangan bergizi dan pola makan yang sehat penting untuk semua orang."
Advertisement