Liputan6.com, Jakarta Sudah delapan bulan Indonesia menghadapi COVID-19. Di balik meningkatnya angka kesembuhan dan menurunnya kasus aktif, Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah yang besar yakni menekan kasus meninggal karena penyakit infeksi ini.
"Masih ada tugas menanti, seperti menekan angka kematian nasional sampai di bawah angka dunia," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito dalam konferensi pers daring Selasa, 3 November 2020.
Baca Juga
Hingga 3 November 2020, 418.375 orang terinfeksi COVID-19 di Indonesia. Dari angka itu, ada 14.146 yang meninggal atau sekitar 3,4 persen. Persentase ini lebih tinggi dari rata-rata dunia yang di angka 2,5 persen.
Advertisement
Bila menilik data Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Jawa Timur masih menjadi provinsi terbanyak kasus meninggal. Hingga hari ini tercatat ada 3.818 orang tiada karena COVID-19 baru disusul dengan DKI Jakarta dengan 2.298 orang.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Angka Kesembuhan dan Kasus Aktif Membaik
Di balik angka meninggal yang masih tinggi, Wiku menyebut bahwa kasus kesembuhan dan aktif nasional lebih baik dari dunia.
Per hari ini, 3 November 2020, kasus aktif di Indonesia di angka 54.732 atau 13 persen. Sementara, angka rata-rata dunia 25,52 persen.
Lalu, kasus kesembuhan di Indonesia juga berangsur-angsur naik. "Kasus sembuh di Indonesia mencapai 83,5 persen, lalu angka dunia 71,9 persen," kata Wiku.
Advertisement