Liputan6.com, Jakarta Anvisa, regulator kesehatan Brasil mengizinkan kembali uji klinis tahap akhir vaksin COVID-19 Sinovac yang sempat ditangguhkan beberapa hari yang lalu.
Anvisa, dalam pernyataannya hari Rabu waktu setempat, mengatakan bahwa informasi yang mereka terima, tidak lengkap dan tidak menunjukkan penyebab "kejadian buruk yang parah." Mereka juga menegaskan bahwa penangguhan uji klinis tersebut tidak bermotif politik.
Baca Juga
Usai mengevaluasi data baru yang diberikan, Anvisa mengatakan bahwa hal ini bisa menjadi alasan yang cukup untuk memulai kembali uji klinis vaksin COVID-19.
Advertisement
"Penting untuk diklarifikasi bahwa penangguhan tidak selalu berarti bahwa produk yang diselidiki tidak menawarkan kualitas, keamanan, atau kemanjuran," kata Anvisa, seperti dikutip dari Global News pada Kamis (12/11/2020).
Sinovac sendiri menyambut baik hal ini. Dalam pertanyaannya, mereka mengatakan bahwa perusahaan yakin atas keamanan vaksin COVID-19 yang mereka kembangkan.
Selain itu, Sinovac juga memahami dan menghargai pengawasan ketat dari Anvisa serta dimulainya lagi uji klinis dengan tepat waktu.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Uji Klinis Sempat Dihentikan
Sebelumnya, uji klinis tahap ketiga vaksin COVID-19 Sinovac dihentikan sementara usai dilaporkannya seorang sukarelawan di Sao Paulo yang meninggal dunia.
Namun, berdasarkan laporan dari media lokal yang mengutip penyelidikan polisi, sukarelawan yang meninggal pada 29 Oktober lalu ini dikabarkan meninggal karena bunuh diri.
Dimas Covas, kepala Instituto de Butantan, yang bekerja sama dengan Sinovac untuk menguji dan memproduksi vaksin COVID-19 CoronaVac, mengatakan bahwa Anvisa sesungguhnya tahu bahwa kejadian yang merugikan tersebut telah dianalisis dan tidak ada hubungannya dengan vaksin.
Dalam konferensi persnya soal penghentian uji klinis beberapa waktu lalu, Covas mengatakan bahwa seharusnya Anvisa tidak perlu memicu ketakutan publik dan ribuan peserta uji klinis tahap akhir.
"(Anvisa) menciptakan situasi yang paling disayangkan karena vaksin itu terkait dengan China. Mereka mendiskreditkan ini tanpa alasan. Untuk apa?" kata Covas seperti dikutip dari South China Morning Post.
Vaksin COVID-19 buatan Sinovac, yang juga diuji klinis di Indonesia, memang diketahui menimbulkan polemik di Brasil, khususnya terkait politik.
Presiden Brasil Jair Bolsonaro, yang memiliki pandangan skeptis pada China, kerap menyuarakan penolakannya terhadap vaksin Sinovac karena kurangnya kredibilitas. Ia bahkan mengatakan penangguhan Senin pekan ini adalah kememangan pribadi.
Penangguhan tersebut dikabarkan mengobarkan ketegangan antara Bolsonaro dan Gubernur Sao Paulo Joao Doria, yang merupakan pendukung vaksin COVID-19 dari China, dan merencanakan perilisannya di negara bagiannya pada awal Januari.
Advertisement