Cegah COVID-19, Doni Monardo Ingatkan Bahwa 80 Persen Dilakukan Masyarakat

Dalam pencegahan COVID-19, Doni Monardo tegaskan 80 persen harus dilakukan masyarakat.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 12 Nov 2020, 16:00 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2020, 16:00 WIB
Doni Monardo
Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo minta tenaga kesehatan harus posisi garda terakhir dan masyarakat jadi garda terdepan saat rakor di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (9/11/2020). (Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Balikpapan Dalam pencegahan COVID-19, Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo menegaskan, upaya tersebut 80 persen harus dilakukan masyarakat. Hal itu disampaikan Doni saat Rapat Koordinasi Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Provinsi Kalimantan Timur di Balikpapan, Senin, 9 November 2020.

Artinya, seluruh komponen masyarakat harus menjadi ujung tombak penanganan COVID-19 melalui upaya pencegahan. Sementara itu, 20 persen penanganan COVID-19 berada pada garda terakhir, yakni dokter dan tenaga medis.

“Dokter, tenaga kesehatan harus menjadi benteng terakhir. Siapa yang menjadi ujung tombak? Kita semua. Seluruh komponen bangsa harus menjadi ujung tombak, menjadi garda terdepan dengan cara pencegahan,” kata Doni saat rapat koordinasi di Balikpapan, Kalimantan Timur, ditulis Kamis (12/11/2020).

“Upaya pencegahan dalam penanganan COVID-19 ini harus mendapatkan porsi yang lebih tinggi. Porsi mayoritas. Kalau boleh, sekitar 80 persen itu upaya pencegahan dan 20 persen adalah penanganan kesehatan."

Adapun implementasinya, Doni meminta tenaga kesehatan harus berada pada posisi garda terakhir. Masyarakat menjadi garda terdepan dengan selalu menerapkan protokol kesehatan dan menjaga imunitas.

 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Deteksi Dini dan Peluang Kesembuhan

FOTO: Mengintip Pasien OTG COVID-19 Senam di Stadion Patriot Chandrabaga
Sejumlah pasien berstatus orang tanpa gejala (OTG) senam bersama di Stadion Patriot Chandrabaga, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (27/9/2020). Dari 28 pasien OTG, beberapa di antaranya mengikuti senam di arena stadion karena masih menunggi hasil pemeriksaan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Doni mengatakan penanganan kesehatan pasien COVID-19 harus dilakukan sedini mungkin agar kondisi pasien tidak bertambah parah atau semakin buruk.

Di sisi lain, upaya deteksi dan pemeriksaan terhadap kontak erat pasien COVID-19 juga dilakukan secepat mungkin, sehingga langkah penanganan lebih lanjut dapat segera diberikan dan penambahan kasus baru dapat dicegah.

“Pemeriksaan kepada kontak erat ini, salah satu tujuannya untuk mengetahui orang yang sudah positif COVID-19, walaupun tanpa gejala, untuk segera dilakukan isolasi,” jelas Doni dalam keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com.

Setiap pasien COVID-19 dengan gejala ringan atau Orang Tanpa Gejala (OTG) dapat sembuh total 100 persen dengan penanganan yang baik. Akan tetapi, bagi mereka yang memiliki gejala sedang hingga berat memiliki potensi lebih sulit ditangani, terlebih lagi kondisi kritis.

“Mereka yang gejalanya ringan itu bisa 100 persen sembuh. Namun, ketika masuk gejala yang lebih tinggi, yaitu gejala sedang dan berat, apalagi masuk kepada fase kritis, angka kematiannya mencapai 67 persen,” ujar Doni.

Selanjutnya, Doni optimis apabila deteksi dini dapat dilakukan akan memberikan peluang yang lebih tinggi untuk segera sembuh. Hal ini juga didukung dokter dan tenaga medis yang telah memiliki banyak pengalaman, sehingga lebih cepat memberikan penanganan.

Infografis 7 Gejala Anda Terjangkit Covid-19

Infografis 7 Gejala Anda Terjangkit Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 7 Gejala Anda Terjangkit Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya