Dikira Serangan Jantung, Pria di Italia Rupanya Menelan Baterai

Seorang pria di Italia sempat dikira terkena serangan jantung. Namun, pemeriksaan lebih lanjut mengungkapkan bahwa ada sebuah baterai yang mempengaruhi alat EKG

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 27 Nov 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2020, 18:00 WIB
Ilustrasi serangan jantung
Ilustrasi serangan jantung (Sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Seorang pria di Italia dilarikan ke UGD karena sakit perut parah. Sempat dikira serangan jantung, pemeriksaan lanjutan mengungkap bahwa dia menelan sebuah baterai AA.

Dalam sebuah laporan kasus di jurnal Annals of Internal Medicine, baterai tersebut kemungkinan mempengaruhi alat elektrokardiogram (EKG) dan membuatnya seperti terkena serangan jantung.

Dilaporkan Insider, dikutip Jumat (27/11/2020), pria itu diketahui seorang tahanan berusia 26 tahun. Ia tidak memiliki gejala serangan jantung lain seperti meningkatnya kadar protein tertentu dalam darah.

Pria itu juga tidak punya riwayat masalah jantung lain. Hanya saja, dia memiliki riwayat gangguan kepribadian dan secara emosional tidak stabil.

Para dokter di Santa Maria Nuova Hospital, Florence lalu mengangkat baterai tersebut dengan sebuah tabung kecil. Setelahnya, gangguan pada EKG tidak dilaporkan dan pasien dikeluarkan dari rumah sakit enam jam kemudian.

Tidak diketahui mengapa sebuah baterai membuat EKG mengira pria terkena serangan jantung. Namun mereka mengira, hal itu terjadi karena benda itu mengubah asam lambung pasien, lalu mendorong arus listrik ke bagian jantung dan terdeteksi alat tersebut.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

Pengaruh Baterai pada EKG

Guy L. Mintz, direktur kesehatan kardiovaskular dan lipidologi di Northwell Health's Sandra Atlas Bass Heart Hospital, New York, Amerika Serikat, mengatakan bahwa hal itu bisa saja terjadi.

"Jika seseorang menelan satu atau beberapa baterai, elektrokardiogram dapat meniru perubahan yang konsisten (dengan infark miokard atau serangan jantung akut)," kata Mintz yang tidak terlibat dalam kasus tersebut pada Live Science.

Namun menurut Mintz, dugaan para dokter dalam kasus tersebut soal asam lambung dan arus listrik, belumlah terbukti.

"Bukan mekanisme yang terbukti, namun itu mekanisme yang masuk akal," ujarnya.

Selain itu, meski pasien tidak benar-benar mengalami serangan jantung, menelan baterai bisa saja melukai organ tersebut. Hal ini karena efek listrik yang berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan pada jantung.

 

 

Kasus yang Aneh

Ilustrasi serangan jantung
Ilustrasi serangan jantung (sumber: pixabay)

Mintz menambahkan, menelan baterai sendiri berbahaya bagi tubuh karena kerusakan dapat menyebabkan kebocoran bahan kimia atau gangguan pada usus.

Sementara, menurut Beth Dineen, ahli jantung di Orange, California, AS, laporan ini adalah kasus yang aneh.

Kepada Insider, Dineen mengatakan bahwa umumnya, orang dengan alat pacu jantung dan perangkat lain di dalamnya yang menggunakan baterai, tidak mengganggu pemindaian jantung.

Dia juga mengatakan sulit untuk berspekulasi mengapa baterai tampaknya hanya mempengaruhi satu wilayah jantung.

Namun menurutnya, kasus ini menekankan pentingnya melihat gambaran pasien secara keseluruhan. Andai saja pasien tidak memberi tahu dokter tentang baterai, atau tidak terlihat di rongga dada, dia bisa saja mendapatkan kateterisasi jantung yang tidak diperlukan.

"Segala sesuatu dalam kedokteran adalah menyusun cerita bersama-sama, dan Anda tidak akan membuat diagnosis hanya berdasarkan satu temuan terpisah."

Infografis Motor Listrik

infografis motor listrik
Motor listrik lebih murah dalam perawatan, tapi tidak untuk baterai (liputan6.com/abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya