Liputan6.com, Jakarta Ada anak yang suka hanya makanan tertentu misalnya hanya mau makan nasi dengan ayam atau nasi dengan ikan. Namun, para orangtua hendaknya menjaga keragaman makanan yang diberikan ke anak seperti disampaikan staff Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Rina Agustina.
Menurut Rina, kualitas dan keragaman pangan pada anak di Indonesia masih belum memadai. Padahal, keragaman makanan sangat berpengaruh pada kesehatan, kecerdasan, dan daya tahan anak dari berbagai macam penyakit.
Baca Juga
"Jenis makanan bisa memengaruhi organ-organ tubuh anak, dari mulai organ seperti jantung, hati, dan ginjal. Jadi jika dia mengalami permasalahan gizi di masa ini, bisa berdampak adanya penyakit tidak menular karena organ tidak berjalan dengan baik," ujar Rina dalam Webinar bertajuk Piringku Masa Depanku pada Sabtu (26/12/2020).
Advertisement
Keragaman jenis makanan harus disesuaikan dengan usia anak. Bila anak masih berusia 6 sampai 24 bulan, alias masih makan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) dia juga perlu mengonsumsi asupan lain yang tidak bisa dipenuhi dari ASI. Mulai dari karbohidrat, lemak, protein, buah dan sayur yang kaya vitamin A.
Sementara, untuk anak usia 2 sampai 5 tahun, juga perlu mengenalkan aneka jenis makanan. Seperti makanan berpati, daging dan sumber protein hewani lainnya seperti ikan dan telur, buah dan sayur serta susu dan produk turunanya.
Makanan yang dikonsumsi dari tiap jenis, disebut Rina, juga harus bervariasi. "Contohnya, jenis lauk yang dikonsumsi tidak selalu telur, tapi juga ikan, ayam, dan lain sebagainya."
Beberapa makanan juga disebut Rina harus dibatasi oleh anak, seperti makanan yang mengandung gula lebih dari 4 sendok makan, 1 sendok teh garam, dan 5 sendok makan minyak.