Liputan6.com, Jakarta Menghadapi virus Corona baru dari Inggris tepat di kala libur akhir tahun 2020, masyarakat diminta lebih baik di rumah saja. Liburan di rumah saja dinilai aman dan nyaman sehingga meminimalisir potensi penularan virus Corona.
Penularan varian virus Corona baru bernama VUI-202012/01, menurut Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito, sudah merebak di sejumlah negara di dunia, seperti Kanada, Spanyol, Prancis, Jerman, Denmark, dan Belanda. Terlebih lagi bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru 2021.
Baca Juga
Advertisement
"Melihat perkembangan terkini dan kebetulan munculnya pas liburan panjang Natal dan Tahun Baru. masyarakat harus betul-betul waspada. Ini adalah peringatan. Kalau kita tahu seperti ini, jangan kita lawan," tegas Wiku di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, ditulis Senin (28/12/2020).
"Sebaiknya, kita tidak melakukan perjalanan. Kita menghindari mobilitas penduduk karena mobilitas penduduk akan meningkatkan kemungkinan virus itu menular. Seandainya virus Corona baru sudah ada di daerah Asia dengan mobilitas penduduk antar negara berpotensi untuk masuk ke Indonesia."
Di Indonesia, Wiku mengimbau masyarakat untuk membatasi mobilitas penduduk.
"Lebih baik kita tinggal di rumah saja. Liburan dengan aman dan nyaman, tanpa harus melakukan jalan-jalan dan seterusnya yang menimbulkan potensi penularan. Karena kalau kita melakukan perjalanan mobilitas memberi kesempatan kepada virus untuk menular," imbaunya.
Â
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Jangan Sampai Menulari Virus Corona kepada Orang Lain
Liburan aman di rumah saja di tengah kewaspadaan terhadap penularan virus Corona baru dari Inggris penting diperhatikan. Apalagi dampak mobilitas dari libur panjang sebelumnya terjadi peningkatan kasus positif COVID-19 dalam 2 sampai 4 pekan kemudian setelah liburan.
"Kita harus menjadi orang yang bertanggung jawab ya. Jangan sampai kita menulari orang lain. Apabila (mobilitas) tidak terbendung, terutama di dalam musim liburan panjang seperti ini, kita sudah pengalaman tiga kali libur panjang sebelumnya," jelas Wiku.
"Selalu setelah liburan panjang kasusnya naik 50 sampai 100 persen. Maka, kalau kita enggak belajar untuk libur akhir tahun, maka kita akan mendapatkan kasus yang jumlahnya sangat tinggi. Ini sangat berbahaya dan tidak bisa ditolerir."
Kita perlu waspada dan khawatir, sejak bulan November sampai Desember 2020 terjadi peningkatan kasus aktif yang begitu besar, yakni kasus aktif sekarang sudah 110.000 kasus.
"Jadi, sudah 100 persen peningkatannya dalam waktu hanya kurang dari 2 bulan. Ini adalah alarm yang sangat penting. Jangan pernah menganggap remeh nyawa," pungkas Wiku.
Advertisement