Liputan6.com, Jakarta Tak hanya menyorot angka positif COVID-19, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih menekankan kasus aktif juga perlu mendapat perhatian serius. Terlebih lagi seberapa besar tren peningkatan kasus aktif secara nasional.
"Sebenarnya yang kita hitung bukan angka kumulatif tertular (positif COVID-19), melainkan yang kita hitung juga kasus aktifnya. Kasus aktif ini kan mereka yang lagi membutuhkan perawatan," terang Daeng dalam dialog 'Darurat Cegah 1 Juta Penderita COVID-19 di Tanah Air' ditulis Kamis, 21 Januari 2021.
Advertisement
Dalam perhitungan jumlah kasus aktif COVID-19, Daeng mencontohkan, misal sekarang ada 900.000 kasus konfirmasi positif. Jumlah itu dikurangi yang sudah sembuh.
"Sekarang yang sembuh ada 700.000-an orang, lalu dikurangi jumlah orang yang meninggal. Maka, itulah jumlah kasus aktif yang lagi dirawat," ujar Daeng.
"Nah, kasus aktif COVID-19 yang lagi dirawat ini harusnya nambah ke angka penyembuhan, yang sudah 700.000-an orang. Jangan menambah ke angka meninggal."
Â
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Prediksi Kasus COVID-19 Capai 1 Juta
Pada 20 Januari 2021 Daeng memprediksi jumlah akumualif konfirmasi positif COVID-19 bisa menembus angka 1 juta sekitar 10 hari ke depan. Hal ini melihat angka penambahan kasus harian yang rata-rata di atas 10.000.
"Kita pakai real data saja. Kalau sehari saja, kasus baru COVID-19 yang bertambah di atas 10.000, lalu dikalikan 10 hari. Itu (penambahan total akumulatif) sudah melebihi 100.000," katanya. (Selengkapnya: IDI Prediksi Kasus COVID-19 Tembus 1 Juta dalam 10 Hari ke Depan)
Walau begitu, upaya menghadapi tren peningkatan kasus aktif harus dipersiapkan.
"Akankah 1 juta kasus COVID-19 yang kita perhatikan adalah kasus aktifnya juga. Perhatikan juga berapa persen pertambahan kasus aktif, sehingga kita bisa menghitung tempat perawatan yang sudah disediakan," tambah Daeng.
"Kemudian ketersediaan obat-obatan dan alat serta jumlah tenaga kesehatan dan medis. Kami bersama Kementerian pmk dan Kementerian Kesehatan sekarang ini membahas bagaimana mengakselerasi tenaga yang harus ada dipersiapkan (menghadapi penambahan pasien COVID-19)."
Advertisement