Vaksinasi COVID-19 Tak Jamin 100 Persen Kebal Virus Corona, Begini Penjelasannya

Vaksinasi COVID-19 belum tentu menjamin 100 persen kebal dari virus SARS-CoV-2.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 25 Jan 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2021, 18:00 WIB
FOTO: Tenaga Kesehatan Mulai Jalani Vaksinasi COVID-19
Tenaga kesehatan bersiap menjalani vaksinasi virus corona COVID-19 di RSCM, Jakarta, Kamis (14/1/2021). Vaksinasi COVID-19 tahap awal dijadwalkan berlangsung dari Januari hingga Februari 2021. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua POKJA Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan menegaskan, vaksinasi COVID-19 belum tentu menjamin 100 persen kebal dari virus SARS-CoV-2. Ini karena risiko terpapar COVID-19 setelah divaksin masih bisa terjadi.

"Seseorang yang baru saja divaksin, misalnya, 2-3 hari kemudian ternyata positif COVID-19. Kemungkinan dia sudah terpapar dan terinfeksi virus Corona, tapi dalam masa inkubasi," tegas Erlina saat temu media, ditulis Senin (25/1/2021). 

Sementara, antibodi atau kekebalan dari vaksin COVID-19 baru tercapai penuh pada hari ke-28 usai vaksinasi. Artinya, setelah disuntik vaksin COVID-19, kekebalan tidak langsung terbentuk, melainkan membutuhkan waktu tertentu.

Menurut sebuah laporan penelitian, perkiraan masa inkubasi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 adalah 2-14 hari dengan rata-rata 5,1 hari. Ada juga penelitian terkait setelah partisipan yang diikuti selama 12 hari sejak terinfeksi COVID-19.

"Setelah 12 hari, hampir semua kelompok tersebut memiliki gejala COVID-19. Gejalanya biasanya sangat ringan, di awal adalah lemas, demam dengan nyeri otot. Kemudian baru muncul batuk kering dan sesak napas yang bisa juga memburuk."

"Rata-rata sesak napas bisa 6 hari. Kalau sampai berat terjadi Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)--kondisi ketika cairan menumpuk di kantong udara paru-paru--biasanya setelah melewati masa 8 hari."

 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Vaksinasi Bukan Segalanya Putuskan COVID-19

FOTO: Tenaga Kesehatan Mulai Jalani Vaksinasi COVID-19
Tenaga kesehatan menjalani vaksinasi virus corona COVID-19 di RSCM, Jakarta, Kamis (14/1/2021). Vaksinasi COVID-19 tahap awal dijadwalkan berlangsung dari Januari hingga Februari 2021. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Adanya risiko terpapar COVID-19 usai divaksin menandakan, vaksinasi bukan segalanya untuk memutus penularan COVID-19. Masyarakat tetap harus menjalankan protokol 3M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak) usai vaksinasi.

Artinya, setelah divaksin, tidak boleh langsung euforia dengan meninggalkan 3M. Risiko terjangkit COVID-19 memang akan tetap ada setelah diberikan vaksin. Tapi risiko dan gejala klinis akan jauh lebih ringan.

"Vaksinasi itu belum tentu menjamin 100 persen kebal dari COVID-19. Vaksin memang membantu capai herd immunity (kekebalan kelompok). Namun, yang namanya pandemi COVID-19 tidak hanya soal vaksinasi," imbuh Erlina.

"Vaksinasi bukan segala-galanya selalu. Walaupun sudah divaksinasi, selalu terapkan 3M. Menjauhi keramaian dalam menjalankan aktivitas sehari-hari serta menjaga imunitas. Jangan setelah divaksin, langsung euforia, enggak pakai masker dan pesta-pesta. Itu enggak boleh."

Infografis Apa pun Virus dan Variannya Tetap Terapkan Protokol Kesehatan Covid-19

Infografis Apa pun Virus dan Variannya Tetap Terapkan Protokol Kesehatan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Apa pun Virus dan Variannya Tetap Terapkan Protokol Kesehatan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya